Bunga Mulai Turun Namun Penyaluran Kredit Bank Naik Lambat 7,9%

- Suku bunga kredit menurun menjadi 8,95% pada November 2025 dari sebelumnya 9,00%, namun penyaluran kredit bank hanya tumbuh 7,9% secara tahunan.
- Kredit Investasi (KI) tumbuh kuat 17,8% mencapai Rp2.406 triliun, sementara Kredit Konsumsi (KK) tumbuh 7,2% mencapai Rp2.324 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 2,5% mencapai Rp3.448 triliun.
- Pertumbuhan penyaluran kredit bank sangat bergantung pada likuiditas, permintaan dan pertumbuhan ekonomi menurut Chief Economist Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra.
Jakarta, FORTUNE — Analisis Perkembangan Uang Beredar Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa suku bunga kredit tengah dalam tren menurun. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada November 2025 sebesar 8,95 persen, menurun dibandingkan suku bunga kredit bulan sebelumnya sebesar 9,00 persen.
Namun demikian, pertumbuhan penyaluran kredit bank hanya sebesar 7,9 persen secara tahunan (Year on Year) menjadi Rp8.196,4 triliun. Angka ini tumbuh lambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,0 persen (YoY).
Chief Economist Standard Chartered Indonesia, Aldian Taloputra sempat menyatakan bahwa lambatnya penyaluran kredit sangat bergantung pada likuiditas, permintaan dan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi tidak hanya liquidity yang lebih banyak, suku bunga yang lebih rendah, tapi juga permintaannya seperti apa. Nanti, untuk mencapai pertumbuhan kredit tinggi masih butuh waktu. Selama ini kan kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kan sangat concentrated,” kata Aldian saat sesi Focus Group Discussion (FGD) Outlook 2026 beberapa waktu lalu.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit Investasi (KI) pada November 2025 tumbuh kuat 17,8 persen (YoY) mencapai Rp2.406 triliun hingga November 2025. Peningkatan ini terutama bersumber dari investasi sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor industri pengolahan dan sejenisnya.
Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh sebesar 7,2 persen (YoY) mencapai Rp2.324 triliun yang didorong oleh perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Multiguna. Serta, untuk Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh sebesar 2,5 persen (YoY) mencapai Rp3.448 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen (YoY). Perkembangan KMK terutama bersumber dari pertumbuhan sektor konstruksi dan jasa-jasa.


















