Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

BI Sebut Kredit Menganggur di Bank Tembus Rp2.509,4 Triliun

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo (youtube.com/DPDRIChannel)
Intinya sih...
  • Bank Indonesia mengungkapkan kredit menganggur di perbankan mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia.
  • Pertumbuhan kredit hanya sebesar 7,74% secara tahunan, naik tipis dari bulan sebelumnya. Permintaan kredit masih lemah karena perilaku pelaku usaha yang wait and see.
  • Rasio NPL perbankan tetap rendah, namun NPL UMKM masih tinggi. Kapasitas pembiayaan bank memadai dengan pertumbuhan DPK sebesar 12,03% (yoy) pada November 2025.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia mengungkapkan sebanyak Rp2.509,4 triliun kredit menganggur (undisbursed loan) atau yang belum tersalurkan oleh perbankan. Angka itu setara 23,18 persen dari plafon kredit yang tersedia.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan tingginya fasilitas kredit menggangur mencerminkan lemahnya permintaan kredit. "Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu (17/12).

Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit hanya sebesar 7,74 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka itu naik tipis dari bulan sebelumnya sebesar 7,36 persen (yoy).

Pada Oktober lalu, BI mencatat kredit menganggur di bank sebesar Rp2.450,7 triliun atau setara 22,97 persen dari plafon kredit. Ini artinya, dalam sebulan undisbursed loan mengalami kenaikan hingga Rp58,7 triliun.

Perry mengatakan permintaan kredit masih lemah karena perilaku pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, hingga lambatnya penurunan suku bunga kredit. Maka dari itu ia menegaskan agar perbankan segera menurunkan suku bunga kredit, sejalan dengan penurunan BI-Rate sebesar 125 bps selama 2025.

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan secara agregat tetap rendah sebesar 2,25 persen (bruto) dan 0,90 persen (neto) pada Oktober 2025. Namun NPL (bruto) UMKM masih tinggi, yaitu sebesar 4,50 persen pada November 2025.

Sementara dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi sebesar 29,67 persen dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03 persen (yoy) pada November 2025.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11 persen (yoy) dan akan meningkat pada 2026.

Ke depan, Perry menegaskan BI berkomitmen terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan KSSK aga bisa mendorong pertumbuhan kredit serta pembiayaan perbankan, serta memperbaiki struktur suku bunga.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Finance

See More

Dukung Pemulihan Ekonomi Aceh, BSI Siapkan Restrukturisasi Pembiayaan

18 Des 2025, 11:38 WIBFinance