Restrukturisasi Kredit Melandai, NPL Bank Mandiri Ikut Membaik

Jakarta, FORTUNE - Tren restrukturisasi kredit terus melandai selaras dengan kondisi ekonomi yang terus membaik. Hal tersebut juga terjadi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri), kondisi tersebut bahkan membuat kredit macet atau non performing loan (NPL) Bank Mandiri ikut membaik.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan, restrukturisasi debitur terdampak Covid-19 bank dengan kode saham BMRI mencapai Rp64 triliun di akhir April 2022.
"Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri telah mencapai puncaknya di sekitar kuartal II 2021 dan terus menunjukkan tren penurunan secara bertahap sampai dengan April 2022," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/6).
Rudi menjelaskan, bila dibandingkan dengan posisi tertinggi restrukturisasi pada Juni 2021, posisi saat ini telah menurun sebesar Rp32,48 triliun.
NPL Bank Mandiri membaik di level 2,74%
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, penurunan restrukturisasi ini berasal dari kemampuan membayar debitur yang telah menunjukkan perbaikan. Rudi menilai, Bank Mandiri juga terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan postur risiko pada tingkat yang sehat untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga.
Hasilnya, sampai dengan akhir kuartal I 2022 Bank Mandiri mampu menjaga rasio kredit bermasalah atau NPL di level 2,74 persen atau turun membaik dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30 persen.
"Untuk menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri secara intens melakukan monitoring termasuk melakukan stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign untuk memastikan posisi pencadangan berada di level optimal," jelas Rudi.
LAR Bank Mandiri juga semakin membaik
Selain itu, tren penurunan restrukturisasi Covid-19 juga tercermin dalam total Loan At Risk (LAR) termasuk debitur terdampak Covid-19 Bank Mandiri yang mencapai level 16,4 persen di April 2022. Posisi tersebut telah menurun dibandingkan periode akhir tahun 2021 yang menyentuh 17,75 persen.
Bank Mandiri juga terus mengoptimalisasi aset yang terlihat dari posisi Return on Asset (ROA) Bank Mandiri yang terus membaik ke level 3,34 persen pada akhir Maret 2022.
Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata ROA Bank Umum Konvensional sebesar 2,34 persen dan ROA Bank Persero Konvensional 3,00 persen pada Februari 2022.
"Hal ini menandakan Bank Mandiri mampu mengelola seluruh aset untuk mendukung bisnis dalam menghasilkan kinerja yang optimal bagi perusahaan," pungkasnya.
Secara industri, restrukturisasi kredit capai Rp606,39 triliun
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke angka Rp606,39 triliun.
Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir tahun 2020 yang menyentuh Rp 1.000 triliun. Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.