Perpanjang Masa Jabatan, Bos LVMH Menolak Pensiun

Jakarta, FORTUNE - Bos grup barang mewah Prancis, Bernard Arnault, tengah mencari persetujuan pemegang saham untuk memperpanjang masa kepemimpinannya selama sembilan tahun lagi.
Pemilik kendali atas perusahaan barang mewah LVMH ini sedang mengupayakan perubahan aturan perusahaan yang akan memungkinkannya bertahan lebih lama di pucuk pimpinan. Arnault, yang kini berusia 76 tahun, ingin menaikkan batas usia maksimal untuk jabatan ketua dan CEO dari 80 menjadi 85 tahun. Sebelumnya, batas usia ini telah dinaikkan dari 75 tahun pada 2022.
Arnault memegang kedua posisi tersebut dan telah membangun LVMH menjadi salah satu perusahaan terbesar di Eropa, dengan portofolio yang mencakup Moët & Chandon, Louis Vuitton, TAG Heuer, hingga surat kabar keuangan Prancis, Les Echos. LVMH mengumumkan bahwa pemungutan suara terkait perubahan ini akan dilakukan dalam rapat tahunan pemegang saham di Paris bulan depan.
Melansir The Sunday Times pada Senin (17/3), spekulasi mengenai suksesi di LVMH telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun Arnault belum menunjuk penerusnya. Lima anaknya saat ini menduduki posisi manajemen senior di grup tersebut: Delphine (49) dan Antoine (47) dari pernikahan pertamanya, serta Alexandre (32), Frederic (30), dan Jean (26) dari pernikahannya dengan Hélène Mercier.
Kekayaan pribadi Arnault diperkirakan mencapai US$179 miliar, menurut Bloomberg Billionaire Index. Meskipun memiliki kendali atas perusahaan, LVMH tetap merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa Paris. Para pemegang saham eksternal umumnya menginginkan rencana suksesi yang jelas, terlepas dari usia pemimpin perusahaan.
Usia, pengalaman, dan kesinambungan sering kali dihargai oleh pemegang saham. Namun, kesehatan yang menurun, resistensi terhadap ide baru, serta tidak adanya sosok yang dapat memberi tahu kapan saatnya mundur juga menjadi tantangan. Investor legendaris Warren Buffett (94), yang juga menghadapi pertanyaan tentang suksesi di Berkshire Hathaway, pernah menulis surat kepada Arnault setelah batas usia jabatan dinaikkan menjadi 80 tahun, menyebut angka tersebut masih terlalu rendah, menurut Bloomberg.
Tantangan dan dampak kebijakan global
Arnault dikenal memiliki sentuhan emas dalam bisnis, dengan harga saham LVMH melonjak 22 kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Namun, dalam dua tahun terakhir, perusahaan mengalami kesulitan dengan harga saham turun sepertiga menjadi €606 akibat melemahnya permintaan barang mewah dari Cina.
Tantangan baru muncul pada Kamis, ketika mantan Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 200 persen terhadap anggur dan cognac dari Eropa sebagai balasan atas rencana UE mengenakan pajak terhadap wiski Amerika. Kebijakan ini merupakan respons terhadap tarif AS atas baja dan aluminium UE.
Jika diterapkan, kebijakan tersebut dapat berdampak pada ekspor LVMH ke AS, termasuk produk seperti Krug, Veuve Clicquot, Moët, Château d’Yquem, dan Hennessy. Ancaman ini muncul kurang dari delapan minggu setelah Arnault menjadi tamu kehormatan dalam acara pelantikan Trump di Washington.
Arnault sendiri dikabarkan dalam kondisi sehat dan tahun lalu menyatakan bahwa ia masih bekerja 12 jam sehari, bahkan mengunjungi hingga 25 tokonya dalam satu hari. Dari lima anaknya, Delphine saat ini memimpin Christian Dior, Antoine menjabat sebagai direktur citra dan lingkungan grup, Alexandre adalah wakil CEO divisi minuman keras Moët Hennessy, Frederic sebelumnya memimpin LVMH Watches dan baru-baru ini dipindahkan ke Loro Piana, sementara Jean menjabat sebagai direktur jam tangan Louis Vuitton.
Empat dari lima anaknya duduk di dewan direksi grup, kecuali Jean. Henri de Castries, mantan CEO AXA, menjabat sebagai direktur independen utama. Berdasarkan laporan bulan lalu, keluarga Arnault memiliki 48,6 persen saham LVMH. Seseorang yang mengetahui situasi internal perusahaan mengatakan, “Arnault tidak memiliki rencana untuk mundur dalam waktu dekat.” LVMH sendiri menolak memberikan komentar terkait isu ini.