Analis Nilai Bitcoin Belum Bearish, Indikator Bull Market Menguat

Jakarta, FORTUNE - Laporan terbaru Glassnode menampilkan sejumlah indikator yang menepis anggapan bahwa Bitcoin telah masuk fase bearish. Aset kripto terbesar itu kembali menjadi sorotan setelah reli singkat memicu optimisme pasar, meski dua bulan terakhir sempat diwarnai penurunan tajam yang memunculkan kekhawatiran soal bear market dan kemungkinan terulangnya crypto winter.
Sebagian pengamat melihat pelemahan harga belakangan ini sebagai tanda pergeseran ke tren bearish. Namun, pandangan berbeda menyebut bahwa koreksi mendalam masih merupakan bagian normal dari fase bull market sehingga reli Bitcoin belum dapat dikatakan berakhir.
Glassnode dan Fasanara Digital dalam laporannya menegaskan bahwa belum ada bukti kuat untuk menyatakan Bitcoin memasuki crypto winter. Mereka menilai klaim bear market saat ini terlalu dini. Demikian dilansir dari coinmarketcap, Kamis (4/12).
Glassnode juga mengingatkan bahwa Bitcoin pernah mencatat pola koreksi serupa pada periode pengetatan likuiditas atau pengurangan leverage pada 2017, 2020, dan 2023—namun tetap melanjutkan tren kenaikan setelahnya. Menurut laporan itu, pola pelemahan pada Oktober 2025 menunjukkan kemiripan dengan fase-fase tersebut.
Kedua lembaga tersebut turut menyoroti masuknya arus modal baru sejak titik terendah siklus pada 2022, yang nilainya sudah mencapai lebih dari US$732 miliar. Temuan ini menjadi salah satu sinyal kuat bahwa tren bullish masih berlangsung.
Laporan itu juga mencatat bahwa minat terhadap Bitcoin spot ETF terus meningkat. ETF tersebut kini mengelola 1,36 juta BTC atau sekitar 6,9 prsen dari total suplai yang beredar.
Dalam dua tahun terakhir, harga Bitcoin telah meroket dari kisaran US$16.000 menjadi US$126.000, menunjukkan permintaan yang tetap masif. Glassnode menyimpulkan bahwa pelemahan harga belakangan lebih tepat disebut fase konsolidasi pertengahan siklus daripada awal bear market baru.
Laporan yang sama juga menegaskan kondisi pasar saat ini tidak serupa dengan crypto winter sebelumnya. Harga Bitcoin berada lebih dekat ke puncak tahunan di US$126.000 ketimbang ke titik rendah siklus di US$76.000. Pada periode crypto winter, harga justru bergerak mendekati dasar pasar.
Dengan demikian, penurunan yang terjadi saat ini belum cukup untuk dikategorikan sebagai bear season. Indikator fundamental penurunan pasar pun tidak muncul. Volatilitas terealisasi dalam satu tahun turun dari 84 persen menjadi 43 persen, bertolak belakang dengan pola crypto winter sebelumnya yang ditandai lonjakan volatilitas.
Selain itu, tidak ada sinyal penurunan hash rate penambang atau kerugian signifikan di antara investor jangka panjang. Berdasarkan berbagai indikator tersebut, Glassnode menyimpulkan bahwa pasar Bitcoin masih berada dalam lintasan bullish jangka panjang.










