Bukukan Pendapatan Rp2,25 Triliun, Laba Prodia (PRDA) Tumbuh 4 Persen

- Permintaan tes rutin menyumbang 69 persen dari pendapatan perusahaan.
- PRDA akan berfokus pada strategi bisnis untuk mempertahankan pertumbuhan.
Jakarta, FORTUNE - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menorehkan kinerja positif sepanjang 2024.
Hingga Desember 2024, emiten kesehatan ini mencetak laba Rp270 miliar atau tumbuh 4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja positif itu juga didukung oleh pendapatan perusahaan yang mencapai Rp2,25 triliun, tumbuh sebesar 1,3 persen secara year-on-year (YoY).
Dari pendapatan tersebut, permintaan tes rutin berkontribusi hingga Rp1,57 triliun atau sebanyak 69 persen. Sementara sisanya, dari tes esoterik dan non-laboratorium yang masing masing menyumbang Rp492 miliar dan Rp194 miliar.
Posisi kas dan setara kas perseroan masih tetap positif pada level Rp442 miliar. Ini menunjukkan posisi keuangan Prodia sehat dan solid dalam mendukung operasionalisasi bisnis.
Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, menyatakan capaian tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengelola operasionalisasi secara efisien dan mempertahankan profitabilitas berkelanjutan.
"Ke depan, kami akan terus berfokus pada strategi bisnis yang telah disiapkan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ini," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, (17/3).
Maka dari itu, PRDA mengaku telah meyiapkan sejumlah strategi yang akan diimplementasikan juga tahun ini.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengatakan pihaknya secara bertahap akan memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit, asuransi, serta mengoptimalkan jejaring layanan pelanggan B2C dan B2B.
“Kami akan mengoptimalkan perolehan dari jumlah tes-tes yang bersifat esoterik. Pada 2025 kami tingkatkan target menjadi 14 tes baru setiap tahunnya, utilisasi layanan klinik, dan memperbanyak POCs (point of collection)," ujarnya.
Pada tahun ini, PRDA juga bermaksud menguatkan posisinya sebagai market leader pada industri laboratorium diagnostik di Indonesia dan memperluas jangkauan layanan sebagai pusat rujukan (SEA Referral Laboratory) di Asia Tenggara.
Strategi ini juga didukung oleh PT Prodia Diagnostic Line (Proline), yang diakuisisi pada Juni 2024. Proline diharapkan berkontribusi signifikan dalam pemenuhan alat kesehatan domestik, selaras dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 2025.
Sepanjang 2024, Prodia telah memperluas jangkauan layanan dengan total 354 gerai yang tersebar di 80 kota di 34 provinsi Indonesia.
Selain ekspansi jaringan, perusahaan ini juga mengalokasikan belanja modalnya untuk mendukung pertumbuhan bisnis, termasuk ekspansi outlet, rehabilitasi dan renovasi bangunan, keperluan relokasi, serta pengembangan operasionalisasi sistem IT.