Sebagai pertimbangan sebelum memilih investasi properti atau saham, berikut lima perbedaan utama antara keduanya.
1. Modal awal
Investasi properti membutuhkan modal awal yang besar. Untuk membeli rumah, apartemen, atau ruko, investor harus menyediakan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah. Selain harga properti itu sendiri, ada juga biaya tambahan seperti pajak, notaris, perizinan, dan renovasi.
Sebaliknya, investasi saham jauh lebih terjangkau. Saat ini, masyarakat dapat mulai berinvestasi saham hanya dengan modal Rp100 ribu. Akses yang mudah dan modal kecil membuat saham lebih ramah bagi pemula.
2. Likuiditas atau kemudahan pencairan
Saham memiliki tingkat likuiditas yang sangat tinggi. Artinya, investor dapat dengan mudah membeli atau menjual saham kapan saja selama pasar modal buka. Proses jual beli juga cepat dan bisa dilakukan secara online.
Sebaliknya, properti tergolong aset tidak likuid. Menjual rumah atau ruko bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tergantung kondisi pasar dan lokasi properti tersebut. Selain itu, proses penjualan properti membutuhkan legalitas dan administrasi yang panjang.
3. Potensi keuntungan dan risiko
Saham menawarkan potensi keuntungan yang besar dalam waktu relatif singkat. Misalnya, saham-saham sektor teknologi bisa naik puluhan hingga ratusan persen dalam setahun. Namun, potensi keuntungan tinggi ini juga dibarengi dengan risiko besar karena harga saham sangat fluktuatif.
Sementara itu, properti memiliki pertumbuhan nilai yang lebih stabil dari waktu ke waktu. Investor juga bisa mendapat pemasukan rutin dari sewa. Namun, nilainya tidak secepat saham dan bisa stagnan bila lokasi tidak berkembang.
4. Cara mengelola investasi
Saham merupakan aset yang tidak membutuhkan pengelolaan fisik. Investor cukup memantau perkembangan perusahaan, laporan keuangan, dan pergerakan pasar. Pengelolaan bisa dilakukan secara pasif.
Di sisi lain, properti membutuhkan pengelolaan aktif. Pemilik harus mengurus perawatan bangunan, mengatur penyewa, membayar pajak properti, serta mengatasi risiko kerusakan atau kosongnya properti.
5. Manfaat tambahan dari investasi
Properti memiliki manfaat fisik yang nyata. Misalnya, bisa ditempati sendiri, disewakan, atau dijadikan agunan untuk pinjaman. Bahkan, properti bisa diwariskan sebagai aset jangka panjang.
Sementara itu, saham memberikan manfaat finansial seperti dividen dan potensi capital gain. Investor juga punya hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk perusahaan terbuka. Saham tidak bisa dimanfaatkan secara fisik seperti properti.