Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Laba Integra Indocabinet (WOOD) Tumbuh, Siap Ekspansi ke Timur Tengah

Ilustrasi kayu sebagai bahan furniture (freepik.com/freepik)
Ilustrasi kayu sebagai bahan furniture (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Integra Indocabinet Tbk (WOOD) meraih pendapatan Rp1,45 triliun pada semester I-2025.
  • Building component menyumbang 87 persen dari pendapatan.
  • Perseroan akan merambah pasar baru ke Timur Tengah dan beradaptasi dengan dinamika makroekonomi serta perdagangan global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) membukukan pertumbuhan laba bersih 3,30 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp83,1 miliar pada semester I-2025. Kinerja positif ini diraih berkat topangan segmen manufaktur ekspor.

Emiten produsen furnitur dan komponen bangunan ini membukukan pendapatan yang naik tipis 0,69 persen (YoY) menjadi Rp1,45 triliun dari periode sama tahun sebelumnya.

Manajemen perseroan menyatakan, segmen manufaktur ekspor menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan pendapatan ekspor tumbuh 1,3 persen menjadi Rp1,44 triliun. Produk building component menjadi kontributor utama yang menyumbang 87 persen dari total pendapatan perseroan, dengan nilai mencapai Rp1,26 triliun.

Sebaliknya, segmen lain menghadapi tantangan berat. Pendapatan dari ekspor furnitur justru turun signifikan hingga 55,1 persen (YoY). Penyebab utamanya adalah, "tekanan tarif di pasar AS karena produk furniture tidak termasuk dalam pengecualian tarif di Annex II,” demikian penjelasan manajemen WOOD dalam keterangan resminya, Senin (4/8).

Pelemahan juga terjadi di pasar domestik, yang pendapatannya terkoreksi 33,3 persen menjadi Rp9,02 miliar. Penjualan furnitur domestik anjlok 39,1 persen menjadi Rp5,22 miliar, sementara building component turun 23,4 persen menjadi Rp3,80 miliar.

Dari sisi neraca keuangan, perseroan menunjukkan penguatan fundamental. Posisi arus kas mencapai Rp274,4 miliar. Perseroan juga berhasil menekan total liabilitas dari Rp3,36 triliun menjadi Rp2,94 triliun pada semester I-2025, sementara ekuitas tumbuh menjadi Rp4,56 triliun.

Ke depan, WOOD berencana mengurangi ketergantungan pada pasar Amerika Serikat dengan merambah pasar baru, khususnya Timur Tengah, yang potensi pasar impornya diperkirakan mencapai US$6,8 miliar per tahun.

Sementara itu, perseroan melihat adanya keunggulan kompetitif di pasar AS. Tarif resiprokal yang dikenakan pada produk Indonesia sebesar 19 persen dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan tarif untuk negara pesaing seperti Vietnam yang mencapai 40 persen.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us