Langkah Konsolidasi GoTo: Musabab, Akibat, dan Prospek

Jakarta, FORTUNE – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membuka perdagangan Senin (13/3) di zona merah, yakni di harga Rp124. Sebelum akhirnya beranjak naik 2,40 persen ke Rp128 per pukul 10.57 WIB.
Koreksi di awal perdagangan itu terjadi setelah GoTo mengumumkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terbaru pada akhir pekan lalu dengan tujuan konsolidasi bisnis, yang berdampak pada 600 posisi.
Menurut Analis Riset BRI Danareksa Sekuritas, Nico Margaronis, perseroan memiliki dua prioritas utama, yakni: a. mempercepat eksekusi, rekonsiliasi digitalisasi, dan peningkatan layanan; dan b. Konsolidasi platform dan fungsi pendukung.
“Berdasarkan keterbukaan informasi [GoTo], Mitra Tokopedia dianggap tidak menjadi prioritas dan berdasarkan poin a dan b, hal itu mengakibatkan terjadinya redundansi 600 posisi atau pegawai,” jelasnya melalui riset harian, Senin.
Adapun, GoTo menetapkan target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal akhir 2023 dan itu tak berubah. Kompetitornya di bidang e-commerce, SEA Limited pemilik Shopee, telah menetapkan batas tinggi di sector dengan mencapai EBITDA atau laba bersih positif pada kuartal IV 2022.
Nico menambahkan, “Dan membuat GOTO mengeksplorasi dan menetapkan komitmen untuk lebih banyak streamlining avenues.”
Sebelumnya, Corporate Secretary GOTO, R. A. Koesoemohadiani melalui keterbukaan informasi mengatakan, konsolidasi dan sentralisasi harapannya dapat menghadirkan layanan berkualitas sekaligus menghindari duplikasi fungsi unit bisnis, peninjauan kembali prioritas, dan akan mengurangi skala usaha atau menunda kegiatan bisnis yang bukan layanan inti.
“Seperti mengurangi beberapa bagian dari layanan Mitra Tokopedia; serta memanfaatkan lebih banyak system teknologi dalam mempercepat eksekusi, mengurangi proses manual dan margin of error, serta meningkatkan layanan,” jelasnya.
Target EBITDA positif di akhir 2023 dan katalis positif bagi laju saham

Tim Riset CGS-CIMB Sekuritas, Ryan Winipta dan Baruna Arkasatyo sebelumnya memperkirakan EBITDA yang disesuaikan GOTO baru akan positif pada 2025, serta proyeksi margin kontribusi pada kuartal I 2023.
Menurut tim CGS-CIMB Sekuritas, perubahan dewan direksi dan dewan komisaris yang terbaru dapat membantu GoTo mengakselerasi profitabilitas GoTo dengan menerapkan strategi optimalisasi biaya yang lebih agresif. “Kendati demikian, kami tetap konservatif terhadap estimasi kami, dan memperkirakan GoTo akan mulai membukukan EBITDA positif pada kuartal I 2024,” kata Ryan dan Baruna dalam riset.
Dari segi laju saham, katalis berupa potensi inclusion ke Indeks MScI dan indeks FTSE yang masing-masing diumumkan pada Mei 2023 dan Februari 2023 akan menguntungkan GoTo. Ditambah lagi, dengan adanya flow tambahan dari posisi local institutional funds “yang underweight ke GoTo” serta potensi perubahan sikap hawkish the Fed ke depan.
“Dengan katalis tersebut, kami percaya bahwa setiap penurunan harga saham GoTo saat ini dapat menjadi entry point yang menarik,” tulis tim CGS-CIMB Sekuritas.
Tapi, GoTo tak lepas dari risiko, yang meliputi: kegagalan untuk mencapai target profitabilitas, kompetisi yang lebih ketat, dan penerapan electronic road pricing (ERP) di Jakarta.
Dengan sentiment-sentimen itu, CGS-CIMB Sekuritas menetapkan target harga Rp150 per lembar, naik dari sebelumnya: Rp115 per lembar. Proyeksi target sales multiples pun naik menjadi 4,5 kali (on-demand services) dan 5,0 kali (e-commerce) pada 2024. Begitu juga dengan peningkatan proyeksi target GTV layanan finansial menjadi 0,075 kali di tahun serupa.