Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pasar Dinilai Harap-Harap Cemas Pasca-Reshuffle, IHSG Diprediksi Merah

Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (freepik.com)

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana proyeksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (9/9) di tengah sentimen reshuffle kabinet?

Kemarin, IHSG ditutup turun 1,28 persen di level 7.766,85. Itu juga disertai dengan penjualan bersih investor asing senilai Rp544 miliar di pasar reguler.

"Pasar merespons dengan kurang positif [terhadap] dinamika positif dalam negeri, khususnya terkait reshuffle kabinet yang diumumkan kemarin (8/9)," jelas Technical Analyst BRIDS, Reza Diofanda dalam risetnya.

Secara teknikal, ia menilai, pergerakan IHSG telah berada di area resisten dan mulai menunjukkan sinyal pelemahan. IHSG juga diprediksi dapat menguji level support terdekat di 7.571.

Di tengah sentimen dan analisis teknikal tersebut, BRIDS menyoroti tiga saham utama hari ini, yakni: GGRM, HMSP, dan DMMX.

Sebagai konteks, saham-saham emiten rokok menunjukkan penguatan signifikan setelah penunjukkan menteri keuangan baru. Kemarin, HMSP ditutup menguat 17,76 persen; begitu pula dengan GGRM yang harganya naik 12,5 persen di akhir perdagangan Senin.

Senada, Phintraco Sekuritas juga menyoroti saham kedua emiten rokok tersebut dalam daftar saham pilihan mereka hari ini, yang secara lengkap terdiri dari: HMSP, ASII, GGRM, BSDE, dan SIDO. Phintraco Sekuritas sendiri memprediksi IHSG melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.630 sampai dengan 7.650.

"Secara teknikal, beberapa indikator mengindikasikan pelemahan berlanjut. IHSG juga turun di bawah level MA20 di sekitar 7.842," demikian dikutip dari riset harian tim Phintraco Sekuritas.

Tim riset Phintraco Sekuritas mengatakan, sebelumnya indeks acuan saham cenderung bergerak di teritori positif, namun seiring dengan adanya berita reshuffle atas sejumlah Menteri, termasuk Menteri Keuangan, indeks pun berbalik melemah. Penyebab utamanya adalah tekanan pada saham perbankan.

Reaksi pasar itu dilandasi kekhawatiran akan terjadinya ketidakpastian dan perubahan kebijakan ekonomi. Investor diperkirakan akan mencermati kebijakan apa yang akan ditempuh oleh pejabat baru, apakah sesuai dengan harapan pasar dan berdampak positif terhadap ekonomi?

"Namun koreksi akibat reshuffle dapat hanya merupakan kepanikan sesaat, investor akan mencermati perkembangan dan kebijakan menteri baru," jelas tim Phintraco Sekuritas.

Dari sisi data ekonomi, cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2025 menurun menjadi US$150,7 miliar dari US$152 miliar pada Juli 2025. Meskipun turun pada level terendah dalam sembilan bulan terakhir, namun masih pada level yang solid karena masih mampu membiayai 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang. 

Penyebab penurunan cadangan devisa Indonesia itu adalah pembayaran utang luar negeri dan upaya stabilisasi rupiah oleh Bank Indonesia (BI) di tengah fluktuasi pasar uang global.

Sementara itu, penjualan sepeda motor tumbuh 0,7 persen (YoY) pada Agustus 2025, membaik dari bulan Juli 2025 yang turun 2 persen (YoY). Kenaikan secara tahunan ini merupakan yang pertama kalinya dalam empat bulan terakhir, seiring dengan turunnya BI Rate.

Share
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Market

See More

Saham Teraktif Pagi Ini, 09 Sep 2025

09 Sep 2025, 10:00 WIBMarket