Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Saham BNLI Hijau Terus, Apa Pendorongnya?

Permata Bank Public Expose 2025
Intinya sih...
  • Permata Bank digadang-gadang bakal naik kelas ke KBMI IV.
  • Pada 2024, bank itu membukukan laba bersih Rp3,6 triliun atau naik 38 persen (YoY) dari tahun sebelumnya.

Jakarta, FORTUNE - Dalam beberapa bulan terakhir, saham PT Bank Permata Tbk (Permata Bank/BNLI) terus menunjukkan tren penguatan di tengah tekanan yang dialami saham-saham sektor perbankan lainnya.

Pada penutupan perdagangan 7 Maret 2025, saham BNLI diperdagangkan pada Rp2.520 atau menguat 0,80 persen dalam sehari. Secara year-to-date (YtD), saham ini telah mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 159,79 persen.

Menanggapi pergerakan tersebut, Katharine Grace, Chief of Corporate Affairs and Sustainability Permata Bank, mengatakan hingga saat ini perseroan belum berencana melakukan aksi korporasi berskala besar yang berdampak langsung terhadap keputusan investasi pemodal atau pencatatan saham di bursa.

Menurutnya, Bank Permata masih menjalankan operasionalisasi seperti biasa sebagai perusahaan terbuka pada sektor jasa keuangan yang tunduk pada regulasi dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta berkomitmen dalam penyampaian keterbukaan informasi kepada publik.

Informasi terakhir yang disampaikan ke publik adalah terkait Rapat Umum Pemegang Saham pada 9 April 2025. Oleh sebab itu, pihak Bank Permata tidak menyangka dengan pergerakan saham BNLI.

"Kenaikan valuasi market di luar kendali kami," kata Katharine dalam Public Expose Bank Permata di Jakarta, Jumat (7/3).

Kondisi hijau saham BNLI bisa jadi karena kinerja yang terus positif. Bank Permata juga digadang-gadang bakal naik kelas ke KBMI IV. Sebelumnya, OJK pernah mengirim sinyal bahwa bank tersebut meningkatkan lagi modalnya agar naik kelas.

OJK mengatur kategori bank berdasarkan modal intinya. KBMI 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan Rp 6 triliun, KBMI 2 adalah bank dengan modal inti maksimal Rp 14 triliun, dan KBMI 3 termasuk bank dengan modal inti maksimal Rp70 triliun. Terakhir, KBMI IV, adalah bank dengan modal inti lebih dari Rp 70 triliun.

Saat ini posisi Bank Permata masih berada di jajaran bank KBMI III dengan modal inti Rp40,1 triliun

"Kami akan terus fokus pada usaha kami untuk mengimplementasikan target kami dalam jangka panjang, supaya dengan modal yang kami miliki ini dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis. Bukan hanya target meraih ke KBMI IV saja, tapi yang kami fokuskan disini adalah meraih sustainability," kata Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli.

Kinerja 2024

Permata Bank Public Expose 2025

Sepanjang 2024, laba bersih perseroan mencapai Rp3,6 triliun atau naik 38 persen secara tahunan (YoY) dari Desember 2023 yang sebesar Rp2,6 triliun.

Pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) bank itu tumbuh 3,7 persen (YoY) menjadi Rp6,1 triliun, dan total pendapatannya tumbuh 1 persen (YoY), terutama atas kontribusi dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih 2,3 persen.

Dari sisi kredit, penyalurannya tumbuh 9 persen (YoY) menjadi Rp155 triliun. Segmen korporasi tumbuh positif 12 persen (YoY) menjadi Rp89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh 6 persen dan 4 persen (YoY).

Dengan pencapaian tersebut, Bank Permata masih mampu menjaga kualitas kredit yang semakin membaik. Kualitas asetnya pun juga kian baik dengan rasio gross NPL 2,1 persen, dan loan at risk (LAR) 7,9 persen.

Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tecermin dari rasio NPL coverage pada 375 persen dan LAR coverage 97 persen.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us