MARKET

Dukung Ekspor, LPEI Resmikan Desa Devisa Rumput Laut

Nilai ekspor industri pengolahan rumput laut RI US$96,1juta

Dukung Ekspor, LPEI Resmikan Desa Devisa Rumput LautPetani Rumput Laut/ Dok LPEI

by Suheriadi

20 December 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus mendukung kegiatan ekspor nasional. Kali ini, LPEI mendorong ekspor rumput laut melalui peresmian Program Desa Devisa Rumput Laut pertama di Indonesia yang berada di Desa Kupang, Sidoarjo, Jawa Timur . 

Ketersediaan bahan baku rumput laut Indonesia sangat berpotensi memenuhi kebutuhan produk olahan rumput laut bagi beragam industri di dunia, baik pangan maupun non-pangan. 

“LPEI menyiapkan program yang terintegrasi dan  terpadu untuk membangun dan meningkatkan kapasitas (capacity building) para petani rumput laut, anggota dan pengurus Koperasi Sumber Mulyo," kata Direktur Pelaksana II LPEI/Indonesia Eximbank, Maqin U. Norhadi melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin (20/12). 

Program desa devisa rumput laut ini berlokasi di Koperasi Sumber Mulyo 5758, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Di mana desa devisa ini mejadi desa devisa ke-27 yang dibina dan diresmikan LPEI. Dengan demikian sudah sebanyak 2.894 orang petani/penenun/pengrajin yang menerima manfaat dari Program Desa Devisa. 

Desa kupang mampu produksi 10.113 ton rumput laut

Tercatat, desa kupang mampu memproduksi rata-rata rumput laut mencapai 10.113 ton per tahun atau 1,4 persen dari total produksi rumput laut di Jawa Timur.

Desa Kupang yang menghasilkan rumput laut, ikan bandeng dan udang ini memiliki komoditas rumput laut merah Gracilaria Sp. sebagai komoditas unggulan desa. Rumput laut merah diketahui memiliki manfaat sebagai pengental dan pembuatan gel untuk produksi agar-agar, kolagen, karagenan dan alginat bagi sektor industri / sektor makanan minuman. 

Wilayah yang strategis dengan mempertimbangkan aspek geografis, iklim tropik dan terletak di perairan dangkal, menjadikan budidaya rumput laut ini sebagai komoditas primadona bagi masyarakat setempat. 

Anggota koperasi Sumber Mulyo mampu memproduksi 4.800 ton rumput laut

Maqin juga mengungkapkan, pada tahun 2020 hasil produksi dari anggota koperasi Sumber Mulyo 5758 telah mencapai 4.800 ton. Dengan kata lain, rata-rata produksi dari setiap anggota koperasi mencapai  6,8 ton pertahunnya. 

"Dengan mengikuti Program Desa Devisa LPEI, maka sebanyak 59 petani rumput laut akan mampu meningkatkan produksi dan siap menjadi eksportir rumput laut secara mandiri dalam satu tahun mendatang," katanya. 

Saat ini produk yang dijual koperasi berupa rumput laut yang dikeringkan untuk memenuhi pesanan buyer/ perusahaan-perusahan lokal namun diantaranya ada buyer yang telah melakukan ekspor (pemasok untuk eksportir). Rumput laut tersebut akan diolah menjadi tepung dan di ekspor ke negara kawasan Eropa dan Asia Timur.