Akhir Pekan, IHSG Diprediksi Lanjutkan Momentum Kenaikan
Putusan BI pertahankan suku bunga jadi penopang IHSG.
Fortune Recap
- IHSG diprediksi melanjutkan penguatan setelah ditutup menguat 1,37 persen pada Kamis (20/6) sore.
- Level support IHSG berada di 6.710, 6.675, 6.600, dan 6.543, sementara level resisten di 6.831, 6.932, dan 7.032.
- RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6.25%, dengan optimisme terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2024.
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi melanjutkan penguatan pada Jumat (21/6), setelah ditutup menguat 1,37 persen pada Kamis (20/6) sore.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG bergerak tipis di bawah resisten minor 6.831 dan diperkirakan akan menguji resisten di 6.932. "Apabila chart harian mulai bergerak ke atas garis SMA-10," kata Ivan dalam riset harian kepada Fortune Indonesia.
Namun, IHSG hari ini cenderung akan melanjutkan downtrend apabila melemah di bawah 6.710. Level support IHSG berada di 6.710, 6.675, 6.600, dan 6.543. Sementara pada level resisten, IHSG diramal bergerak di 6.831, 6.932, dan 7.032. Berdasarkan indikator MACD, IHSG hari ini dalam kondisi netral.
Ivan memperkirakan IHSG hari ini menguat di rentang support 6.800 dan resisten di 6.860. Adapun, daftar saham yang ia soroti hari ini, mencakup: ADRO, ANTM, BBCA, PGAS, dan TKIM.
Kebijakan BI
Head of Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memprediksi IHSG hari ini bergerak di kisaran support 6.750, pivot 6.800, dan resisten 6.850.
Dalam riset harian, Valdy mengatakan IHSG menguat hampir sepanjang perdagangan pada Kamis (20/6). Menurutnya, penguatan IHSG itu ditopang oleh antisipasi dan respon pasar terhadap RDG Bank Indonesia atau BI (20/6).
RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 6.25%, sesuai perkiraan pasar. Akan tetapi, pernyataan-pernyataan BI yang relatif mengembalikan kepercayaan pasar.
BI masih optimis terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 di 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen seiring dengan penguatan nilai tukar Rupiah sampai dengan akhir tahun nanti. BI berencana kembali melakukan intervensi pasar dengan sejumlah instrumen yang relatif baru. BI bahkan membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan apabila sentiment eksternal mendukung.
Sentimen positif lain berasal dari realisasi pertumbuhan kredit sebesar 12,15 persen (YoY) pada Mei 2024, masih relatif tinggi meski turun dari 13,09 persen (YoY) pada April 2024. Data itu mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi masih solid, meski dibayangi pelemahan nilai tukar rupiah.
Saham-saham pilihan Phintraco Sekuritas pada perdagangan Jumat (21/6) di antaranya BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, dan HRUM.