Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi pekerja di di industri manufaktur/Shutterstock/Gorodenkoff

Jakarta, FORTUNE – Industri manufaktur dalam negeri kembali membawa kabar menggembirakan di tengah upaya pemulihan ekonomi domestik. Sektor ini lagi-lagi menunjukkan daya seiring kenaikan permintaan dari dalam negeri.

Menurut laporan S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada September 2022 mencapai 53,7, atau naik dari 51,7 pada bulan sebelumnya. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan industri pengolahan sedang bertenaga, dan sebaliknya di bawah 50 bisa dipastikan sektor ini tengah tertekan.

“Peningkatan PMI Manufaktur kali ini juga disebabkan kemampuan industri. Hal ini antara lain adanya efisiensi berkat pemanfaatan teknologi, peningkatan kemampuan SDM, dan kemudahan akses terhadap bahan baku,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan kepada media, Senin (3/10).

Menurutnya, kenaikan PMI turut menunjukkan kinerja sektor industri yang semakin membaik, serta menunjukkan perkembangan stabil.

Sebelumnya, S&P Global menyatakan produksi industri manufaktur naik pada kisaran tercepat dalam delapan bulan seiring ekspansi tajam permintaan baru.

Sedangkan, pada aspek harga, tekanan inflasi terus mereda, dengan harga input dan biaya output turun ke posisi terendah dalam 20 dan 15 bulan.

“Namun demikian, sentimen bisnis pada sektor manufaktur masih di bawah rata-rata historis, turun ke posisi terendah dalam tiga bulan. Sementara beberapa perusahaan tetap optimistis tren permintaan akan terus bertahan, perusahaan lain khawatir tentang dampak inflasi terhadap perekonomian secara luas,” kata Ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman.

Resiliensi manufaktur

Editorial Team

Tonton lebih seru di