NEWS

Menkes: Komitmen Dana Cadangan Pandemi Telah Mencapai US$1 Miliar

WHO berperan tentukan prioritas penerima pendanaan.

Menkes: Komitmen Dana Cadangan Pandemi Telah Mencapai US$1 MiliarIlustrasi sistem kesehatan dunia. (Pixabay/ar130405)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan dana perantara keuangan (financial intermediary fund / FIF) yang digagas Indonesia untuk mengatasi pandemi–salah satu target Presidensi G20 Indonesia di sektor kesehatan–berhasil mengumpulkan komitmen sebesar US$1 miliar.

Alhamdulillah dengan bantuan Bu Retno, Bu Sri Mulyani sama-sama kita bertiga sudah berhasil membentuk fund ini dan sudah lebih dari US$1 miliar yang di-commit oleh beberapa negara dan institusi di fund ini,” katanya dalam keterangan pers yang dikutip, Rabu (22/6).

Menkes mengatakan bahwa Indonesia dan organisasi kesehatan dunia (WHO) sepakat memanfaatkan pendanaan tersebut secara adil dan cepat. WHO akan menentukan negara dan orang-orang yang perlu mendapatkan prioritas jika terjadi pandemi.

“Pentingnya juga kerja sama antara pemerintah dan swasta karena hampir semua produsen dari vaksin, obat-obatan, dan juga alat kesehatan adalah pihak swasta,” tuturnya.

Hal lain yang jadi target

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (dok. Setkab)

Budi mengatakan, terdapat beberapa hal ingin dicapai sektor kesehatan dalam Presidensi Indonesia di forum G20. Pertama, terkait integrasi dari lab genome sequence di seluruh dunia yang dapat mengidentifikasi adanya virus varian baru maupun bakteri baru.

Selanjutnya, Indonesia juga ingin mengharmonisasi standar perjalanan, baik berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat pengetesan, sehingga tidak mengganggu pergerakan orang maupun barang.

“Standar ini menggunakan WHO, sudah pilot project-nya jalan, dan sudah lebih dari 30 negara yang paling besar kemarin Brazil dengan European Union,” tutur Budi.

Terakhir, Indonesia juga ingin melakukan standarisasi pengembangan vaksin utamanya yang menggunakan teknologi terbaru. Hal ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata.

Saat ini, negara-negara seperti Afrika Selatan, Brazil, Argentina, India, dan Indonesia menyatakan siap berpartisipasi.

Dirjen WHO apresiasi Indonesia

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (dok. Setkab)