NEWS

Tuai Pro Kontra, Pemerintah Bakal Evaluasi Tarif Taman Nasional Komodo

Peningkatan ekonomi dan konservasi di TNK harus seimbang.

Tuai Pro Kontra, Pemerintah Bakal Evaluasi Tarif Taman Nasional KomodoMenteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Tangkapan layar)
05 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah akan mengevaluasi penerapan tarif masuk baru Taman Nasional Komodo (TNK)–Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan di sekitarnya–sebesar Rp3,75 juta per orang, menyusul banyaknya penolakan dari pelaku usaha pariwisata. 

Sebagai bentuk penolakan,pelaku bisnis pariwisata di sekitar kawasan melakukan aksi mogok kerja hingga berujung ricuh. “Nanti kita akan lihat lagi, karena memang ada konservasi dan rehabilitasi yang dilakukan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon), Airlangga Hartarto, dalam keterangan, Kamis (4/8).

Airlangga mengatakan,pemerintah juga masih harus mempertimbangkan pembatasan wisatawan yang akan berkunjung ke TNK yang jadi salah satu destinasi super prioritas tersebut. “Tentu kita akan perhatikan dan akan kita bahas dengan kementerian teknis,” katanya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana menetapkan harga tiket masuk TNK dari yang semula Rp150.000 per pengunjung menjadi Rp3,75 juta mulai 1 Agustus yang pemberlakuan setahun penuh.

Unjuk rasa tolak kenaikan harga

Ilustrasi komodo di Taman Nasional Komodo.
Shutterstock/GUDKOV ANDREY

Namun, kebijakan ini menuai beragam penolakan pelaku usaha pariwisata. Mereka berunjuk rasa dengan melakukan mogok kerja, dalam upaya menolak kebijakan penerapan biaya kontribusi konservasi di TNK. Aksi yang awalnya berjalan tertib, berakhir dengan beberapa insiden.

Kepada Fortune Indonesia, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Labuan Bajo, Ignasius Suradin menceritakan bahwa pada awalnya kegiatan yang dilakukan adalah dalam bentuk aktivitas bersih-bersih dan pemungutan sampah.

“Tetapi kemarin siang, sekitar jam 1-2an, teman-teman kami ditangkap sebagian, dengan cara-cara yang sadis. Dipukul, ada yang dipukul pakai senjata, kemudian teman-teman yang bersolidaritas di depan Polres, dipukul aparat sampai luka-luka,” kata Ignas, Selasa (2/8).

Tak perlu buru-buru dalam tetapkan kebijakan

Pulau Padar.
Shutterstock/B_BEUM

Related Topics