NEWS

Dorong Ekosistem Bisnis Perikanan Terintegrasi, KKP Luncurkan SFV

Mendukung program-program KKP berbasis ekonomi biru.

Dorong Ekosistem Bisnis Perikanan Terintegrasi, KKP Luncurkan SFVANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww
03 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program Smart Fisheries Village (SFV), konsep pembangunan desa perikanan berbasis teknologi dan manajemen tepat guna, yang dapat mendukung bisnis terintegrasi.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa SFV bisa jadi bagian dari ekosistem bisnis sektor kelautan dan perikanan yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. “Kita siapkan model, lalu silakan industri yang lakukan investasi. Tapi yang pasti melibatkan masyarakat di lokasi, mereka bisa membuat kerja sama yang saling menguntungkan,” ujarnya seperti dikutip dari laman KKP, Rabu (3/8).

Lebih lanjut, Menteri Trenggono mengatakan bahwa program ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dalam sebuah rangkaian kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan pun dapat terus bertumbuh.

Ekosistem kampung nelayan terintegrasi

Peluncuran SFV dan OII.
Peluncuran SFV dan OII. (Dok. KKP)

Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM-KP), I Nyoman Radiatna, mengungkapkan konsep SFV berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi dan komunikasi, serta manajemen tepat guna. Konsep ini lalu disatukan dalam kampung nelayan dan ekosistem bisnis perikanan yang terintegrasi.

Terdapat empat fokus kegiatan utama dalam SFV, yaitu pengarusutamaan keanekaragaman hayati melalui pengembangan sumberdaya dan pengelolaan kebijakan; konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan jenis-jenis ikan; monitoring dan kajian keanekaragaman hayati; serta monitoring, evaluasi proyek, dan adaptasi pengelolaan.

Dalam program ini, BRSDM-KP bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Bank Negara Indonesia, PT Telkom Indonesia, serta PT XL Axiata.

Pembentukan OII

Wilayah perairan laut Indonesia.
Wilayah perairan laut Indonesia. (Pixabay/svensonx)

Related Topics