BKPM: Perusahaan Jerman Minat Investasi Pabrik Baterai Mobil Listrik
Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan sebuah perusahaan multinasional Jerman - Badische Anilin- und Soda-Fabrik/BASF – berminat untuk berinvestasi pada pabrik baterai mobil listrik di Indonesia.
Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan rencana investasi BASF sejalan dengan fokus pemerintah mewujudkan upaya hilirisasi industri. Pemerintah, kata dia, meminta agar perusahaan tersebut tidak hanya berhenti pada industri pemurnian nikel, namun hingga produk akhir berupa komponen baterai listrik.
“Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus. Kami akan kawal terus sampai beres,” kata Bahlil dalam keterangan resmi seperti dikutip pada Senin (11/10).
BASF merupakan perusahaan kimia terbesar dunia yang berkantor pusat di Ludwigshafen. Berdasarkan keterangan di situs webnya, BASF beroperasi di banyak negara dengan jumlah karyawan mencapai 110.000 orang. Tahun lalu, perusahaan tersebut meraup penjualan US$59 miliar.
Perusahaan yang sama beroperasi pula di Indonesia melalui PT BASF Indonesia sejak 1977. Pabrik dari perusahaan ini tersebar di sejumlah wilayah seperti Cengkareng, Merak, dan Cimanggis, Jawa Barat. BASF Indonesia mengklaim memiliki 562 karyawan.
Indonesia punya dua pabrik baterai
Pada pertengahan September, Bahlil menyebut ada tujuh negara berminat menanamkan modal untuk pabrik baterai mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, beberapa negara ini di antaranya berasal dari Eropa, Tiongkok, dan Asia Tenggara.
Catatan BPKM menunjukkan baru ada dua investasi terkait pabrik baterai. Pertama, pabrik baterai listrik di Karawang, Jawa Barat, milik PT Industri Baterai Indonesia bersama konsorsium LG dan Hyundai. Nilai investasi pada proyek ini US$1,1 miliar.
Kedua, pabrik baterai milik Contemporary Amperex Technology Co.Ltd (CATL) asal Cina bersama Konsorsium BUMN yang rencananya akan menggelar peletakan batu pertama tahun ini. Nilai investasinya US$5 miliar.