Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dikritik Purbaya Soal Kilang, Pertamina Ungkap Progres Pembangunannya

PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) melaksanakan pemasukan perdana katalis pada unit RFCC.
PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) mencatat pencapaian penting dengan melaksanakan pemasukan perdana catalyst pada unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Minggu (17/8/2025). Foto: Pertamina
Intinya sih...
  • Pertamina memastikan progres pembangunan kilang minyak di Tanah Air mencapai 96,5 persen.
  • RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak.
  • Proyek ini diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero), melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), tetap mengakselerasi pembangunan kilang minyak di Tanah Air. Pernyataan tersebut mengemuka usai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengecam perusahaan terkesan “malas-malasan” dalam pembangunan kilang baru.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menegaskan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan kini memasuki fase krusial berupa uji coba peralatan (commissioning) dan persiapan awal pengoperasian (start-up).

“Tahap ini menjadi penentu keberhasilan proyek dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas BBM setara Euro 5,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (1/10).

Hingga pekan keempat September 2025, progres RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe telah mencapai 96,5 persen. Sejumlah fasilitas utama bahkan telah beroperasi, mulai dari unit revamping pengolahan minyak mentah, fasilitas tangki penyimpanan, hingga struktur terapung single point mooring (SPM) dan jalur pipa Lawe-Lawe.

Selain itu, unit pendukung seperti gas turbine generator, sistem pendinginan, dan flare system juga siap digunakan.

Taufik menambahkan, proyek RDMP Balikpapan akan memberikan manfaat signifikan bagi ketahanan energi nasional. Kapasitas pengolahan kilang akan naik dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari. Selain itu, produk kilang yang semula setara standar Euro 2 akan ditingkatkan menjadi Euro 5 yang lebih ramah lingkungan.

“Unit RFCC [residue fluid catalytic cracking] yang jadi prioritas utama akan menambah gasoline, LPG, dan propylene dengan kapasitas 90.000 barel per hari,” ujarnya.

RDMP Balikpapan juga diproyeksikan dapat mengurangi impor LPG sekitar 4,9 persen per tahun. Hal ini sejalan dengan target pemerintah menekan defisit neraca migas akibat tingginya impor produk energi, terutama solar dan LPG.

Purbaya menilai Pertamina malas bangun kilang

Pertamina menyatakan RDMP Balikpapan termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah berjalan. Selain meningkatkan kapasitas pengolahan minyak, proyek ini juga diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan penyerapan hingga sekitar 24.000 tenaga kerja pada masa konstruksi serta menumbuhkan sentra ekonomi baru di Kalimantan Timur.

“Dengan dukungan penuh pemerintah dan masyarakat, RDMP Balikpapan akan menjadi tonggak penting kemandirian energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor,” ujar Taufik.

Sebagai konteks, Purbaya mengkritik Pertamina saat melangsungkan rapat dengan parlemen. Menurutnya, perusahaan migas itu lamban merealisasi pembangunan kilang. Ia menilai Indonesia terlalu bergantung pada impor BBM dari Singapura dengan nilai hingga puluhan miliar dolar.

“Sudah puluhan tahun kita tidak bangun kilang baru. Kalau Pertamina tidak bisa, biar investor lain yang masuk, termasuk dari Cina,” kata Purbaya pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9).




 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in News

See More

BP-AKR dan Vivo Batal Beli dari Pertamina karena Ada Kandungan Ini

01 Okt 2025, 17:50 WIBNews