NEWS

Turun Tipis, BPS Catat Inflasi Tahunan pada Agustus 2022 4,69%

Dari 90 kota yang disurvei, 79 di antaranya alami deflasi.

Turun Tipis, BPS Catat Inflasi Tahunan pada Agustus 2022 4,69%Kepala BPS, Margo Yuwono. (dok. Badan Pusat Statistik)
01 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,21 persen secara month-to-month (mtm) pada Agustus 2022, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,57. Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan deflasi ini merupakan yang terdalam sejak September 2019.

"Pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (1/9). Meski demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Agustus) 2022 tercatat sebesar 3,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) sebesar 4,69 persen.

Dari 90 kota IHK yang disurvei, 79 kota mengalami deflasi dan 11 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen dengan IHK sebesar 115,34 dan terendah terjadi di Depok dan Kediri masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 113,29 dan 111,01.

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 0,82 persen dengan IHK sebesar 114,65 dan terendah terjadi di Bekasi sebesar 0,12 persen dengan IHK sebesar 113,74.

Margo menuturkan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran, antara lain: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,80 persen; kelompok transportasi sebesar 0,08 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,58 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,21 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,85 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,29 persen.

Komponen penyumbang inflasi

Dilihat dari komponennya, jelas Margo, deflasi secara mtm pada Agustus 2022 disumbang oleh deflasi komponen harga bergejolak, sementara komponen inti dan harga yang diatur pemerintah masih mengalami inflasi. 

Komponen harga bergejolak memberikan andil 0,51 persen disebabkan komoditas bawang merah, cabai merah dan cabai rawit. Namun demikian, pada komponen ini, masih terdapat komoditas yang mengalami inflasi. "Utamanya adalah beras dan telur ayam ras," tuturnya.

Kemudian untuk komponen inti, andilnya pada inflasi pada Agustus sebesar 0,24 persen dengan komoditas dominan pendorongnya adalah uang kuliah untuk akademi dan perguruan tinggi, sekolah dasar, serta tarif sewa rumah. "Ini mudah dipahami karena Agustus ini ada penerimaan mahasiswa baru dan itu membuat terjadinya kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Margo.

Terakhir, komponen harga diatur pemerintah memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen disebabkan harga bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik

Adapun komponen inti, yang jadi indikator pertumbuhan daya beli masyarakat, terjadi inflasi sebesar 0,38 persen pada Agustus 2022. Jika dilihat secara tahun kalender dan dari tahun ke tahun, inflasi komponen inti masing-masing sebesar 2,50 persen dan 3,04 persen.

Related Topics