NEWS

Sri Mulyani Waspadai Anjloknya Penjualan Motor dan Mobil

Prospek pertumbuhan ekonomi jangka pendek masih resilient.

Sri Mulyani Waspadai Anjloknya Penjualan Motor dan MobilMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin (25/3/2024). (Doc: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
26 March 2024

Fortune Recap

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati waspadai penurunan penjualan kendaraan bermotor meski optimisme konsumen tetap kuat.
  • Penjualan mobil terkontraksi 18,8% secara tahunan, sementara penjualan sepeda motor turun 2,9% pada Februari lalu.
  • Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek masih cukup resiliens dengan IKK di level 123,1 per Februari.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai penurunan penjualan kendaraan bermotor meski optimisme konsumen yang tecermin dalam Mandiri Spending Index tetap kuat.

Pasalnya, pada akhir Februari lalu, penjualan mobil terkontraksi 18,8 persen secara tahunan atau year on year. Data tersebut menggenapi pelemahan penjualan mobil delapan bulan berturut-turut sejak Juli 2023.

Sementara penjualan sepeda motor, yang terkontraksi 2,9 persen pada Februari lalu telah mengalami penurunan enam bulan berturut-turut sejak September tahun lalu.

"Meskipun consumer confidence masih relatif kuat. Ini yang perlu kita jaga dari sisi keseimbangan dan bacaan terhadap consumer confidence," ujarnya dalam konferensi pers APBN, Senin (25/3).

Meski demikian, dari sisi agregat demand, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek masih cukup resiliens. Ini terlihat dari indeks keyakinan konsumen (IKK) masih di level optimistis di level 123,1 per Februari, sementara Mandiri Spending Index menurutnya masih stabil pada level 43.

"Ini berarti konsumen confidence, masih relatif terjaga," tuturnya.

Selain itu indeks penjualan riil juga masih tumbuh menguat dan terjaga terjaga di kisaran 3,6. Demikian pula dengan Purchasing Manager's Index atau PMI Manufaktur juga masih ekspansif di level 52,7. "Konsumsi listrik dalam hal ini untuk bisnis mengalami double digit growth 10,5 persen sementara untuk industri di negatif tipis di 0,8 persen," ujarnya.

"Mungkin yang perlu untuk kita lihat adalah penjual kendaraan yang cukup terkontraksi," sebut Sri Mulyani. "Ini berarti pembelian barang durable yang bertahan lama seperti mobil mengalami tekanan."

Related Topics