NEWS

10 Kota Termahal Di Dunia Untuk Ditinggali, Ada Jakarta?

Harga barang dan jasa naik di banyak kota-kota maju.

10 Kota Termahal Di Dunia Untuk Ditinggali, Ada Jakarta?Tel Aviv, Israel. Shutterstock/Jose HERNANDEZ Camera 51
02 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lembaga riset The Economist Intelligence Unit (EIU) mengeluarkan daftar terbaru 10 kota termahal dunia untuk ditinggali. Lalu, kota mana saja yang biaya hidupnya sangat tinggi saat ini?  

Berdasarkan laporan Worldwide Cost of Living Index dari lembaga tersebut, untuk pertama kalinya, Tel Aviv menduduki peringkat pertama sebagai kota termahal di dunia. Peringkat ibu kota Israel tersebut melonjak dari posisi kelima pada tahun lalu dan “menggusur” Paris sebagai kota termahal sebelumnya.

Menurut laporan yang sama, saat ini Paris menempati posisi kedua dalam lis kota dengan biaya hidup termahal. Setelahnya, diikuti oleh Singapura.

Berikut daftar lengkap 10 kota termahal di dunia.

  1. Tel Aviv
  2. Paris
  3. Singapura
  4. Zurich
  5. Hong Kong
  6. New York
  7. Jenewa
  8. Copenhagen
  9. Los Angeles
  10. Osaka

Jika dilihat secara geografis atau kawasan ekonomi, tercatat Asia dan Eropa masing-masing menyumbang empat kota dalam pemeringkatan tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menempatkan dua kotanya dalam lis yang sama.

Sebagai catatan, EIU melakukan riset kota termahal ini terhadap lebih dari 200 komoditas barang dan jasa di 173 kota besar. Menurut lembaga tersebut, data-data berkenaan dengan riset ini dikumpulkan pada 16 Agustus hingga 12 September 2021—saat harga pengiriman (shipping) melonjak terutama di AS dan Tiongkok sehingga membuat harga melonjak tinggi.

Dampak langsung pandemi COVID-19

Menurut EIU, peringkat kota dengan biaya hidup termahal itu, tentu terpengaruh oleh perubahan akibat pandemi COVID-19. Mereka mengatakan, masalah rantai pasok, pergeseran nilai tukar uang, dan perubahaan permintaan konsumen telah menyebabkan kenaikan harga (inflasi).

Saat ini tingkat inflasi di seluruh kota merupakan yang tercepat dalam lima tahun terakhir serta sudah melampaui era sebelum pandemi COVID-19. Pada 2021, tingkat inflasi (disesuaikan mata uang lokal) meningkat 3,5 persen, melebihi 2020 dan 2019 yang masing-masing hanya 1,9 persen dan 2,8 persen.

Secara mendetail, komoditas transportasi mengalami kenaikan harga terbesar dengan skor indeks rata-rata naik 3,8 poin. Contohnya, biaya rata-rata satu liter bensin (tanpa timbal) naik 21 persen meskipun harga angkutan umum tetap stabil. Harga juga meningkat kuat pada kategori rekreasi, tembakau, dan perawatan pribadi.

Tel Aviv, misalnya, menjadi kota termahal terutama karena mata uangnya, yakni Shekel, yang terapresiasi  terhadap dolar AS. Pada saat sama, harga transportasi dan bahanan makanan di kota itu melonjak. Begitu juga dengan harga properti terutama di kawasan permukiman.

“Meskipun sebagian besar ekonomi di seluruh dunia sekarang pulih ketika vaksin COVID-19 diluncurkan, banyak kota besar masih mengalami lonjakan kasus, yang mengarah pada pembatasan sosial. Ini telah mengganggu pasokan barang, yang menyebabkan kekurangan dan harga yang lebih tinggi,” kata Upasana Dutt, Head of Worldwide Cost of Living di EIU, dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (2/12).

Pada tahun-tahun mendatang, EIU melihat biaya hidup akan meningkat lebih jauh di banyak kota seiring kenaikan upah di berbagai sektor. Namun, bank-bank sentral negara dunia, menurutnya, diharapkan dapat menaikkan suku bunga dengan hati-hati demi membendung inflasi. “Jadi kenaikan harga harus mulai moderat dari level tahun ini,” katanya.

Related Topics