Jakarta, FORTUNE –Banjir bandang melanda kawasan Labuan Bajo, Manggarai barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pekan lalu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan bahwa bencana ini diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan dan banyaknya lahan tandus.
“Jadi harus kita selaraskan, dan harus kita hitung, serta analisa, apa saja yang bisa kita lakukan untuk bisa menghindari (bila terjadi) banjir bandang selanjutnya. Tentunya, biaya ini akan ada yang harus dianggarkan untuk pemulihan dan recovery,” ujar Menteri Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (10/4).
Sebagai salah satu kawasan destinasi wisata super prioritas dan venue perhelatan KTT ASEAN bulan Mei mendatang, kesiapan destinasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana harus diprioritaskan. “Kami langsung menginstruksikan pemerintah daerah dan BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan penanganan, karena cuaca ekstrem ini akan terus berlanjut,” kata Sandiaga.
Pemerintah akan melakukan langkah mitigasi, prevensi, dan koreksi agar dampak bencana banjir bandang yang terjadi bisa segera diatasi, termasuk dilakukannya kajian intensif dan intervensi langsung. “Labuan Bajo tetap kondusif dan siap untuk menerima kepala negara ASEAN di bulan Mei 2023,” katanya.