Jakarta, FORTUNE - Laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengungkapkan bahwa teknologi, pengetahuan, dan kekayaan umat manusia yang sangat besar masih belum cukup untuk memastikan kondisi iklim yang layak huni di masa depan.
Di samping itu, waktu untuk untuk membatasi tingkat pemanasan di atas 1,5 derajat celcius dibandingkan masa pra-Revolusi Industri juga makin sempit. Polusi gas rumah kaca harus mencapai puncaknya “paling lambat sebelum 2025” agar target tetap hidup, tulis para ilmuwan IPCC.
Jika berbagai negara masih mengacu pada Perjanjian Paris, di mana komitmen penurunan emisi gas rumah kaca (ERK) secara bertahap didesain hingga tahun 2030, “kemungkinan pemanasan suhu akan melebihi 1,5 derajat celcius selama abad ke-21,” demikian kesimpulan para penulis laporan tersebut.
"Ini bukan fiksi atau berlebihan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio GuterresJaka dalam sebuah pernyataan. seperti dikutip Fortune.com “Itulah yang dikatakan sains kepada kita akan dihasilkan dari kebijakan energi kita saat ini.”
Berbagai statistik dalam laporan tersebut juga menunjukkan bahwa upaya berbagai negara dalam menangani perubahan iklim selama ini sangat kurang memadai. Emisi gas rumah kaca pada 2019, misalnya, mencapai rekor tertingginya yaitu 59 miliar metrik ton.
Sementara produksi emisi karbon sepanjang 2010 hingga 2019 setara dengan sekitar 80 persen dari sisa kuota "anggaran karbon"--penghitungan yang digunakan para ilmuwan untuk memperkirakan berapa banyak lagi polusi yang dapat bertahan di atmosfer tanpa memanas melewati batas Perjanjian Paris yakni mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat celcius.
Selain itu, meski intensitas emisi atau penggunaan energi per PDB turun 2 persen dalam satu dekade terakhir, peningkatan polusi gas rumah kaca tetap mengalami kenaikan. Ini memberikan gambaran amat jelas bahwa meskipun tanpa listrik energo kotor, emisi dari infrastruktur berbahan bakar fosil yang ada akan mendorong iklim melampaui batas bawah Perjanjian Paris, menambah efek yang sudah jelas dengan pemanasan 1,1 derajat celcius di atas rata-rata pra-industri saat ini.