Jakarta, FORTUNE – Pengawas Keuangan Kota New York, Brad Lander, bersama koalisi tujuh investor, menyoroti sistem pengelolaan perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla terkait tanggapan pengajuan pembayaran kompensasinya sebagai CEO bernilai fantastis hampir US$47 miliar Rp754,73 triliun–sebelum fluktuasi saham bernilai US$55,8 miliar.
Pemberian kompensasi itu dinilao riskan bagi Tesla yang merupakan perusahaan terbuka, apalagi keberadaan Musk yang juga menjabat CEO di beberapa perusahaan lainnya. “Setiap perusahaan publik besar lain dengan dewan direksi independen—termasuk yang dewan direksinya tidak terlalu independen—mengharapkan CEO-nya menjadi CEO penuh waktu di perusahaannya,” ujarnya seperti dikutip Fortune.com, Minggu (26/5).
Dalam pandangan Lander, bila Tesla mengabulkan pengajuan dari Musk, maka bisa berdampak pada perusahaan dan pendiri lain yang lebih memilih tetap mengendalikan perusahaannya sambil tetap memiliki akses ke pasar modal. “Ini bukanlah tata kelola pemegang saham seperti yang dibayangkan oleh kapitalisme pemegang saham,” katanya.
Lander dan para investor pun meninggalkan pesan kuat bagi salah satu orang terkaya di dunia ini: Saham produsen kendaraan listrik itu (Tesla) diperdagangkan secara publik, jadi perusahaan tersebut harus berhenti berperilaku seperti bisnis milik keluarga dengan Musk di ujung meja. Jika disahkan, maka pembayaran kompensasi saham kepada Musk akan menjadi paket pengeluaran terbesar untuk CEO di perusahaan Amerika.