Jakarta, FORTUNE - PT PLN (Persero) mencatat kenaikan penjualan listrik sebesar 8,42 persen year on year (yoy) menjadi 65,42 Terra Watt hour (TWh) pada triwulan pertama tahun ini. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, mengatakan peningkatan konsumsi tersebut menjadi sinyal positif pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
“Kenaikan penjualan listrik menjadi sinyal bahwa perekonomian kembali pulih. Aktivitas masyarakat kembali pulih sehingga mendorong konsumsi listrik. Terutama di sektor industri dan retail, konsumsi listrik semakin meningkat,” ujar Agung dalam keterangan resmi, Selasa (12/7).
Menurut Agung, konsumsi listrik di sektor industri pada triwulan pertama tahun ini mencapai 21.953 Giga Watt hour (GWh). Angka itu 33,56 persen dari total konsumsi nasional. “Jika dibandingkan Maret tahun lalu pertumbuhan konsumsi sektor industri masih 4 persen. Namun tahun ini naik 16 persen,” imbuhnya.
Di antara berbagai subsektor industri, kata Agung, industri tekstil berkontribusi paling besar terhadap konsumsi listrik nasional yakni sebesar 2,8 GWh. Jumlah itu juga tumbuh 14 persen secara dibandingkan Maret tahun sebelumnya.
Lalu, subsektor besi dan baja sebesar 2,01 GWh atau naik 10 persen. Sedangkan industri kimia tumbuh 8 persen dengan konsumsi sebesar 1,6 GWh dan industri semen tumbuh 7 persen dengan konsumsi sebesar 1,4 GWh.
Agung melanjutkan, sejumlah upaya dilakukan PLN demi meningkatkan pemanfaatan listrik sektor industri. Salah satunya melalui captive power acquisition yang merupakan bentuk dukungan layanan PLN dalam pemenuhan pasokan listrik untuk pelanggan industri yang masih mengoperasikan pembangkit listrik sendiri.
Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power dapat menghentikan operasi pembangkit listriknya dan mempercayakan suplai listriknya secara penuh kepada PLN.
Dengan begitu, pelanggan dapat lebih fokus pada urusan pengembangan bisnisnya dan tidak lagi disibukkan dalam pengoperasian pembangkit listriknya sendiri.