Profil Rahayu Saraswati, Anggota DPR di Fortune 40 Under 40 2025

- Rahayu Saraswati terpilih sebagai salah satu dari Fortune Indonesia 40 Under 40 2025
- Daftar tersebut memuat tokoh-tokoh yang belum genap berusia 40 tahun per 31 Desember 2024 tetapi telah mencapai prestasi gemilang
- Rahayu Saraswati adalah Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dan memiliki profil karier politik yang menarik
Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Rahayu Saraswati masuk ke dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40 2025. Daftar tersebut berisikan tokoh-tokoh yang belum genap berusia 40 tahun per 31 Desember 2024 lalu, tetapi sudah menorehkan prestasi gemilang di bidangnya masing-masing.
Untuk diketahui, Rahayu Saraswati juga masih memiliki hubungan keluarga dengan Presiden RI, Prabowo Subianto. Lantas seperti apa sosoknya?
Berikut profil Rahayu Saraswati Djojohadikusumo serta perjalanan karier, politik, hingga silsilah keluarganya. Simak selengkapnya di bawah ini.
Profil Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Rahayu Saraswati atau akrab disapa Sara memiliki nama lengkap Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo. Rahayu Saraswati merupakan politisi dan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang lahir di Jakarta, 27 Januari 1986.
Rahayu Saraswati merupakan putri dari pasangan Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo. Hashim diketahui merupakan pengusaha sukses yang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Selain itu, dia merupakan adik kandung dari Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerinda, Prabowo Subianto.
Dengan demikian, Rahayu Saraswati merupakan keponakan dari Prabowo. Sementara kakeknya atau ayah dari Hashim dan Prabowo adalah Sumitro Djojohadikusumo.
Sumitro Djojohadikusumo merupakan “guru ekonomi agung” dalam sejarah RI atau ekonom Indonesia. Sumitro merupakan mertua dari eks Gubernur Bank Indonesia (BI) Soedrajad Djiwandono dan juga kerabat dari Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Sumitro adalah putra dari Raden Mas Margono Djojohadikusomo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), ketua pertama Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), dan anggota BPUPKI. Dengan demikian, kakek buyut Sara adalah Raden Mas Margono Djojohadikusomo.
Latar pendidikan Rahayu Saraswati
Sebelum Sara terjun ke bidang politik seperti sekarang, dia memiliki ketertarikan di dunia seni peran. Keinginan tersebut yang menggerakkannya untuk menamatkan sekolah di College du Leman, Swiss pada 2003.
Kemudian Sara melanjutkan kuliah ke University of Virginia dengan fokus pada bidang drama dan peradaban kuno hingga lulus pada 2005. Dilansir majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2025, dia meneruskan studinya ke International School of Screen Acting di London, Inggris demi memdalami ilmu seni peran.
Perjalanan karier di dunia seni peran

Rahayu Saraswati pun sempat membuktikan kualitasnya di dunia seni peran. Penggemar aktor Johnny Depp dan aktris Meryl Streep tersebut pernah berperan dalam beberapa film, yakni trilogi Merah Putih (2009–2011) Darah Garuda (2010), Hati Merdeka (2011) dan Dream Obama (2011), hingga pentas teater.
Merah Putih sempat masuk nominasi Festival Film Bandung 2010. Selain itu, Dream Obama telah berhasil memecahkan rekor dunia film versi Guiness Royal Records dan World Royal Records sebagai film produksi tercepat.
Film garapan karya penulis novel, Damien Dematra tersebut hanya memakan waktu selama kurang dari 10 hari mulai dari penulisan skrip sampai premier atau tepatnya 9 hari 17 jam 45 menit. Selain itu, Sara pernah menjadi eksekutif produser di Film Gunung Emas Almaye pada 2014.
Menariknya, film ini diproduksi atas kolaborasi dua sineas dari dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, diwakili oleh rumah produksi Media Desa Indonesia. Sementara di Malaysia oleh rumah produksi Tanah Licin dengan eksekutif produser, sutradara, hingga pemimpin proyek film ini bernama U-Wei Bin Haji Saari.
“Saya benar-benar jatuh cinta. Bisa dikatakan passion utama saya ya itu, dunia seni peran,” ungkap Sara kepada majalah Fortune Indonesia (7/1) dikutip Kamis (6/2).
Karier di dunia broadcasting
Selain bisa berakting, Rahayu Saraswati juga merambah ke dunia penyiaran (broadcasting) dengan menjadi presenter di beberapa program televisi. Dia sempat menjadi ko-presenter untuk acara Talk Indonesia pada 2010–2013 dan Hot Indonesia pada 2014, memperlihatkan kemampuannya dalam membawakan program-program membahas soal isu-isu serius.
Karier politik Rahayu Saraswati

Rahayu Saraswati mengawali karier politik dengan bergabung dalam organisasi sayap Partai Gerindra (TUNAS) dan menjabat sebagai kepala bidang pengembangan. Seiring waktu, Sara akhirnya mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI pada 2014.
Saat itu, Sara menjadi caleg Partai Gerindra dan berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI periode 2014–2019 di Daerah Pemilihan (Dapil) IV Jawa Tengah. Selama periode tersebut, Sara aktif di Komisi VIII DPR RI yang membidangi masalah agama, sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
“Saya percaya Tuhan memanggil saya untuk memakai politik sebagai alat perubahan demi kepentingan masyarakat,” ujar dia, dilansir majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2025, Kamis (6/2).
Selain itu, Sara pernah menjabat sebagai ketua divisi advokasi perempuan di Partai Gerindra periode 2015–2020. Pada Pemilihan Umum Legislatif 2024, dia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dan lolos ke Senayan untuk periode 2025–2029 dari Dapil Jakarta III.
Namun, saat ini Sara bertugas di Komisi VII sebagai wakil ketua yang membidangi perindustrian, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ekonomi kreatif, pariwisata, dan sarana publikasi yang berperan strategis dalam mendorong perekonomian Tanah Air.
Aktif melawan praktik perdagangan orang
Selain itu, Sara dikenal melalui aktivitasnya melawan praktik perdagangan orang (human trafficking) lewat organisasi Freedom for Indonesia. Organisasi tersebut menyadarkan masyarakat akan bahayanya perjual-belian orang.
Pada 2012, Sara telah mendirikan Yayasan Parinama Astha yang bergerak pada perlawanan terhadap praktik perdagangan orang. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (JarNas Anti TPPO). Dirinya aktif memperjuangkan pemberantasan perdagangan manusia di Indonesia.