Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti dan Riset

Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Ia berhasil meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA di tahun 1985.

Setelah menyelesaikan studinya, Satryo bergabung menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai ilmuwan. Bahkan, ia sudah menerbitkan tulisan ilmiah lebih dari 99 publikasi.

Selain itu, ia juga pernah beberapa kali meraih penghargaan di bidang pendidikan dan riset. Salah satunya medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB pada tahun 2010.

Jika dilihat dari rekam jejak kariernya, Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah terkenal di bidang pendidikan tinggi dan riset. 

Satryo Soemantri Brodjonegoro dikenal sebagai sosok yang memiliki pengalaman luas di bidang pendidikan tinggi. Terlebih dalam bidang reformasi dan pembaharuan untuk peningkatan mutu.

Dilansir situs resmi Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), dia pernah dipercaya sebagai ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self evaluation.

Di bawah kepemimpinannya, pembaruan pendidikan tinggi Indonesia dengan mengubah institusi pendidikan tinggi yang besar menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) mulai Desember 2000.

Mengingat sosoknya sangat melekat di dunia pendidikan, ia juga pernah menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama delapan tahun dari 1999-2007.

Sejak tahun 2008, ia juga menjadi anggota AIPI di Komisi Ilmu Rekayasa dan Kepakaran Mechanical Engineering. Satryo juga pernah menduduki posisi sebagai Wakil Ketua AIPI periode 2013-2018.

Saat ini, Satryo Soemantri Brodjonegoro diketahui juga aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.

Mengingat profil Satryo Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjabat sebagai Dirjen Dikti, dirinya dihadapkan pada berbagai rintangan di dunia pendidikan.

Namun, hal tersebut dihadapinya dengan gigih dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia.

Salah satu tantangan terberat yang pernah dihadapinya, yaitu tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja. Menurunya, lulusan perguruan tinggi Indonesia dinilai kurang kompeten.

Keadaan tersebut membuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dipandang tidak begitu baik di tingkat global. 

Selain itu, Satryo juga dihadapkan dengan situasi banyak generasi muda yang lebih memilih bekerja di negara lain. Tidak sedikit pelajar Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan memilih mengabdikan dirinya di sana.

Segala tantangan tersebut yang coba diperbaiki oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro selaku Dirjen Dikti Indonesia.

Kariernya yang gemilang di dunia pendidikan tinggi dan riset membawa dirinya dipercaya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi oleh Presiden Prabowo.

Bersama dengan wakil menterinya, Fauzan dan Stella Christie, ia dipercaya untuk mengembangkan dunia pendidikan tinggi dan riset di Indonesia selama lima tahun ke depan.

Lewat inovasi dan riset, Satryo Soemantri Brodjonegoro diharapkan bisa mendorong peningkatan kualitas pendidikan yang bisa melahirkan SDM berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Diketahui, ia sudah dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta dan siap melaksanakan tugasnya sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih.

Berawal dari seorang akademisi, Satryo Soemantri Brodjonegoro sudah banyak berkecimpung dalam dunia pendidikan Indonesia. Kini, ia dipercaya sebagai Mendikti dan Riset untuk mengembangkan pendidikan Indonesia.

Perjalanan karier yang terlihat dalam profil Satryo Soemantri Brodjonegoro memperlihatkan sosoknya yang sangat berdedikasi pada perkembangan pendidikan Indonesia.