Realisasi Subsidi Energi 2022 Jebol hingga Rp551,2 Triliun

Jakarta, FORTUNE - Realisasi belanja subsidi dan kompensasi energi sepanjang 2022 mencapai Rp551,2 triliun. Angka tersebut tiga kali lipat dari pagu awal Rp152,5 triliun, dan masih lebih tinggi dari pagu yang sudah sempat ditambahkan menjadi Rp502,4 triliun.
"APBN tetap jadi shock absorber yang luar biasa untuk subsidi dan kompensasi yang merupakan perlindungan terhadap masyarakat kita karena harga minyak melonjak luar biasa tinggi," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi Pers APBN KiTA, Selasa (3/1).
Realisasi subsidi dan kompensasi energi tersebut terdiri atas kompensasi Rp379,3 triliun dan subsidi Rp171,9 triliun.
Menurutnya, penyebab kenaikan itu adalah tingginya harga minyak mentah dunia pada 2022 akibat situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Harga minyak sempat melonjak menjadi US$126 per barel meski kembali turun menjadi US$80 per barel.
Padahal, dalam asumsi makro APBN tahun lalu, rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan US$63 per barel.
"Secara keseluruhan, satu tahun ICP kita di US$97 per barel, jauh lebih tinggi dari US$63 per barel," jelasnya.
Selain ICP, kenaikan harga BBM juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp14.871 per US$—di atas target APBN yang telah direvisi, yakni Rp14.450 per US$, serta volume BBM subsidi yang meningkat dari semula 15,6 juta kilo liter (kl) menjadi 16,5 juta kl.