Jakarta, FORTUNE - Langkah Indonesia untuk mendaftarkan diri menjadi anggota kelompok negara BRICS mendapat tanggapan dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Menurut Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, langkah tersebut dianggap tidak perlu, mengingat Indonesia telah memiliki peran di panggung global melalui keanggotaan G20.
Yose menjelaskan bahwa Indonesia seharusnya lebih mengandalkan posisi pada G20 daripada bergabung dengan BRICS. Ia menilai bahwa status Indonesia sebagai anggota G20 telah memberikan platform yang memadai untuk menyuarakan kepentingan nasional di tingkat global, berbeda dengan negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang tidak memiliki kanal serupa.
"Indonesia sudah menjadi negara G20, kita enggak terlalu memerlukan satu platform baru untuk mempunyai penampilan atau corong di tingkatan global," kata Yose saat media briefing yang bertajuk Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan pada Jumat (25/10).
BRICS, yang pada awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, merupakan forum informal yang dibentuk pada 2006 untuk membahas isu-isu global terkini. Namun, pada 2023 keanggotaan BRICS diperluas dengan bergabungnya beberapa negara, termasuk Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab.