Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Simpanan Warga di Bank Melambat saat Lebaran,THR Habis Untuk Belanja?

Ilustrasi masyarakat belanja kebutuhan Lebaran.
Ilustrasi masyarakat belanja kebutuhan Lebaran. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Intinya sih...
  • Simpanan masyarakat di bank melambat saat Ramadan dan Lebaran 2025
  • Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hanya tumbuh 4,7 persen (yoy) di Maret 2025
  • Rasio konsumsi terhadap pendapatan naik menjadi 75,3 persen, sementara rasio tabungan menurun menjadi 13,8 persen

Jakarta, FORTUNE - Simpanan masyarakat di perbankan tercatat dalam tren tumbuh melambat saat bulan suci Ramadan hingga Lebaran 2025. Kondisi ini seakan mencerminkan kondisi ekonomi dalam negeri yang tertekan dan penuh ketidakpastian. 

Hal itu tercatat dalam data analisis Uang Beredar yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) yang mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hanya tumbuh 4,7 persen (yoy) di Maret 2025. Pertumbuhan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada Februari 2025 yang mencapai 5,6 persen (yoy).

Apalagi, bila dirinci lebih dalam, DPK khusus kepemilikan perorangan hanya tumbuh 1,1 persen (yoy). Padahal pada momen lebaran biasanya simpanan masyarakat akan naik seiring dengan pembagian Tunjangan Hari Raya (THR).

“Fenomena ini tidak serta-merta mencerminkan bahwa tabungan masyarakat habis untuk konsumsi, namun lebih kompleks —didorong oleh kombinasi antara peningkatan konsumsi– serta meningkatnya tekanan biaya hidup, dan pergeseran portofolio ke aset yang dianggap lebih aman dan menguntungkan, seperti emas,” kata Chief Economist Permata Bank Josua Pardede kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Jumat (25/4).

Tabungan masyarakat habis untuk konsumsi

Ilustrasi belanja online. Shutterstock/Odua Images

Di sisi lain, data survei konsumen BI Maret 2025 juga menunjukkan rasio konsumsi terhadap pendapatan naik menjadi 75,3 persen, sementara rasio tabungan menurun menjadi 13,8 persen. “Ini mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat memang menarik dananya dari tabungan untuk keperluan konsumsi di tengah meningkatnya kebutuhan selama periode Ramadan dan Idulfitri,” kata Josua.

Meski demikian, menariknya, kondisi keyakinan konsumen masih relatif optimis dengan Indeks Keyakinan Konsumen berada di level 121, yang artinya tekanan konsumsi belum mencerminkan pesimisme ekonomi secara luas.

Sementara itu, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira juga memandang situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian membuat masyarakat membeli emas untuk berjaga jaga, meski sebagian motifnya memang spekulasi saat harga emas tinggi. 

“Kelas menengah kebawah terpaksa makan tabungan lebih banyak dibanding tahun lalu karena banyak yang jadi korban PHK, sektor ritel dan manufaktur sedang lesu,” pungkas Bhima.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us