Suntikan Modal PLN Baru Terserap 57 Persen di 2022

Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memperkirakan perusahaannya baru bisa menyerap Rp2,87 triliun atau 57 persen dari total Rp5 triliun penyertaan modal negara (PMN) di tahun ini.
Suntikan modal yang diberikan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi PLN tersebut rencananya akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di tahun depan. "Prognosis penyerapan pada akhir 2022 senilai Rp2,87 triliun. Selebihnya akan diserap di 2023," ujarnya dalam rapat di komisi VI DPR, Senin (28/11).
Darmawan menjelaskan, PMN Rp5 triliun itu semula didistribusikan untuk tiga program. Pertama, pembangkitan senilai Rp225,34 miliar. Ini antara lain akan digunakan untuk PLTA Kumbih berkapasitas 45 MW di Sumbagut serta tiga pembangkit geothermal yakni PLTP Songa Wayaua, PLTP Ulumbu, PLTP Mataloko.
Kedua, transmisi dan gardu induk senilai Rp2,55 triliun. Ini antara lain digunakan untuk perluasan transmisi dan gardu induk di Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Ketiga, distribusi dan listrik desa senilai Rp2,21 triliun antara lain di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Maluku Papua, dan Nusa Tenggara.
Di luar itu, PLN juga mengajukan PMN sebesar Rp10 triliun untuk 2023. Rencananya, sekitar Rp1,74 triliun di antaranya akan dialokasikan pada fungsi pembangkit EBT. Kemudian, Rp3,78 triliun lainnya untuk fungsi transmisi dan gardu induk. Terakhir, Rp4,48 triliun akan digunakan untuk fungsi distribusi dan listrik pedesaan.
Alokasi PMN di daerah 3T akan menghadirkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan akan menciptakan multiplier effect melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Hal tersebut juga akan mendorong titik-titik pertumbuhan ekonomi yang baru di daerah setempat.