Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Kelangkaan Kian Parah, Samsung Naikkan Harga Chip Memori Hingga 60%

Ilustrasi chip Samsung. Shutterstock/Ascannio
Ilustrasi chip Samsung. Shutterstock/Ascannio
Intinya sih...
  • Samsung Electronics naikkan harga chip memori hingga 60% karena kelangkaan yang semakin parah.
  • Langkah ini dilakukan akibat persaingan global untuk membangun pusat data AI dan ledakan kecerdasan buatan yang memicu permintaan tinggi.
  • Kenaikan harga chip memori ini akan menambah tekanan bagi perusahaan besar dan berisiko menaikkan biaya produk lain seperti ponsel pintar hingga komputer.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan teknologi dan elektronik asal Korea Selatan, Samsung Electronics dikabarkan akan menaikkan harga beberapa chip memori hingga 60 persen dibandingkan September. Menurut sejumlah sumber, langkah ini dilakukan akibat kelangkaan yang kan memburuk karena persaingan global untuk membangun pusat data AI.

Dilansir dari Reuters, saham Samsung, SK Hynix, dan produsen chip AS melonjak tajam menyusul berita tersebut, menggarisbawahi bagaimana ledakan kecerdasan buatan telah memicu permintaan yang tinggi terhadap unit chip yang dirancang khusus untuk tugas-tugas AI serta chip memori yang digunakan dalam unit-unit tersebut.

Kenaikan harga ini menyusul keputusan produsen chip memori terbesar di dunia itu, untuk menunda pengumuman resmi harga kontrak pasokan pada bulan Oktober, kata sumber tersebut. Diketahui, detail harga biasanya diumumkan setiap bulan.

Melonjaknya harga chip memori ini, yang sebagian besar digunakan di server, kemungkinan akan menambah tekanan bagi perusahaan-perusahaan besar yang membangun infrastruktur data. Harga tersebut juga berisiko menaikkan biaya produk lain seperti ponsel pintar hingga komputer.

Banyak produsen server dan pembangun pusat data terbesar kini “siap menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan mendapatkan produk yang cukup. Harga premium yang dibayarkan sangat ekstrem," ujar Tobey Gonnerman, presiden distributor semikonduktor Fusion Worldwide, kepada Reuters.

Harga kontrak perusahaan Korea Selatan tersebut untuk modul chip memori DDR5 32 gigabit (GB) melonjak menjadi US$239 pada November, dibadningkan US$149 pada September, ujarnya.

Setelah laporan awal Reuters Jumat lalu, saham produsen chip AS melonjak dengan Micron Technology naik 4 persen. Sedangkan pada perdagangan Senin pagi, saham Samsung naik 3 persen dan SK Hynix melonjak 6 persen. Ketiga saham tersebut kembali menguat setelah sebelumnya turun di tengah kekhawatiran tentang valuasi AI yang terlalu tinggi.

Chip memori DDR digunakan di server, komputer, dan perangkat lain, membantu kinerja komputasi dengan menyimpan data sementara dan mengelola transfer serta pengambilan data yang cepat.

Dilansir dari Investing.com, Samsung juga menaikkan harga chip DDR5 16GB dan DDR5 128GB sekitar 50 persen menjadi masing-masing US$135 dan US$1.194. Sementara itu, Harga DDR5 64GB dan DDR5 96GB telah naik lebih dari 30 persen, kata Gonnerman.

Kenaikan harga tersebut dikonfirmasi oleh sumber lain yang diberi pengarahan oleh Samsung. Namun, sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena informasi tersebut tidak bersifat publik.

Perihal kabar ini, Samsung menolak berkomentar. Secara terpisah, perusahaan tersebut mengumumkan akan membangun lini produksi chip baru di pabriknya di Korea Selatan, seiring perkiraan ledakan AI akan mendorong permintaan chip untuk jangka menengah dan panjang.

Krisis chip yang begitu parah telah memicu kepanikan pada beberapa pelanggan, menurut para eksekutif dan analis industri.

Produsen chip kontrak terkemuka Tiongkok, SMIC, mengatakan bahwa kekurangan cip memori telah menyebabkan pelanggan menahan pesanan untuk jenis cip lain yang juga digunakan dalam produk mereka.

Analis TrendForce, Ellie Wang, mengatakan Samsung kemungkinan akan menaikkan harga kontrak triwulanan sebesar 40 persen hingga 50 persen pada Oktober-Desember, lebih tinggi dari rata-rata kenaikan 30 persen yang diperkirakan industri.

"Mereka sangat yakin harga akan naik. Dan alasan utamanya adalah karena sekarang permintaannya sangat kuat, dan semua pihak sedang menggodok perjanjian jangka panjang dengan para pemasok," ujarnya, seraya menambahkan bahwa perjanjian tersebut berlaku untuk 2026, atau gabungan 2026 dan 2027.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Tech

See More

Tim Cook Kemungkinan Mundur Tahun Depan, Apple Siapkan Suksesi

17 Nov 2025, 13:31 WIBTech