TECH

Gegara Investasi Allo Bank, Bukalapak Menangguk Untung Rp14,5 Triliun

Segmen bisnis Mitra menopang kinerja pendapatan Bukalapak.

Gegara Investasi Allo Bank, Bukalapak Menangguk Untung Rp14,5 TriliunIlustrasi Bukalapak. Shutterstock/Wirestock Creators
29 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bukalapak.com Tbk berhasil membalikkan kinerja keuangan dari rugi menjadi untung pada awal tahun ini. Dalam laporan keuangan yang baru dirilis, perusahaan e-commerce tersebut menuai laba Rp14,55 triliun pada kuartal pertama 2022.

Padahal, pada periode sama tahun sebelumnnya (year-on-year), Bukalapak masih rugi Rp323,81 miliar. Sebagai perbandingan, kerugian tahun lalu secara keseluruhan mencapai Rp1,67 triliun.

Jika ditilik dalam laporan keuangan, keuntungan Bukalapak bertopang pada laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp14,42 triliun.

“Terutama disebabkan oleh laba nilai investasi dari PT Allo Bank Tbk,” demikian pernyataan manajemen Bukalapak dalam keterangan pers, dikutip Jumat (29/4).

Menurut catatan Bukalapak, Jumat (24/12/2021), perusahaan dan pemegang saham pengendali tunggal PT Allo Bank Indonesia Tbk mengadakan perjanjian pengalihan, dengan perusahaan akan memiliki porsi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 2,49 miliar lembar saham atau 11,49 persen saham baru dari total saham yang diterbitkan setelah proses rights issue tersebut.

HMETD tersebut sepenuhnya dilaksanakan perusahaan Selasa (18/1) dengan jumlah Rp1,19 triliun. Sebagai informasi tambahan, Allo Bank merupakan bank digital yang dikuasai oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik taipan Chairul Tanjung, dengan kepemilikan mencapai lebih dari 60 persen.

Pendapatan bersih Bukalapak pada periode sama naik 86,0 persen menjadi Rp 787,92 miliar. Sedangkan, beban pokok pendapatan mencapai Rp509,25 miliar, beban penjualan dan pemasaran Rp328,71 miliar, dan beban umum dan administrasi Rp1,02 triliun.

Capaian positif

Ilustrasi aplikasi Bukalapak.
Dok. Shutterstock/Sulastri Sulastri

Pendapatan Bukalapak awal tahun ini bertumpu pada pertumbuhan pendapatan mitra 226,9 persen menjadi Rp471,93 miliar. Sedangkan, pendapatan Buka Pengadaan mencapai Rp38,50 miliar, atau tumbuh 45,4 persen dalam setahun. Lalu, pendapatan lokapasar meningkat 15,0 persen menjadi Rp292,71 miliar.

Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, menurut manajemen. Buktinya, transaksi yang benar-benar terjadi (total processing Value/TPV) periode sama tumbuh 25 persen menjadi Rp 34,1 triliun.

Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan, dengan TPV Mitra naik 78 persen menjadi Rp 17,3 triliun. Dengan begitu, kontribusi Mitra terhadap TPV perseroan meningkat menjadi 51 persen dari sebelumnya 31 persen.

Menurut manajemen, kinerja Mitra ini didukung oleh variasi produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Per akhir Maret 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 13,1 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021.

74 persen TPV berasal dari luar daerah tier 1 di Indonesia tempat penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat. 

Perusahaan tersebut menurunkan rasio beban umum dan administrasi, tanpa kompensasi berbasis saham terhadap TPV, menjadi 1,0 persen

Di samping peningkatan efisiensi serta pertumbuhan yang kuat, permodalan Bukalapak juga kuat dengan posisi kas Rp19,97 triliun. Sedangkan, asetnya sebesar Rp39,92 triliun, atau meningkat dari Rp26,62 triliun pada Desember tahun lalu.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham perusahaan berkode BUKA ini mencapai Rp382 per saham, atau meningkat 10,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, sahamnya dalam enam bulan terakhir masih turun 45,0 persen. Sebagai informasi, harga saham Bukalapak ketika penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Agustus tahun lalu mencapai Rp850 per saham.

Related Topics