TECH

Standard Chartered dan Bank-Bank Besar Lain Merambah Metaverse

Metaverse masih alat pemasaran, belum transaksi ruang maya.

Standard Chartered dan Bank-Bank Besar Lain Merambah MetaverseStandard Chartered. Shutterstock/MOZCO Mateusz Szymanski
27 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Daftar bank-bank besar yang merambah metaverse tampaknya bertambah. Adalah Standard Chartered yang baru saja mengakuisisi tanah virtual di Sandbox, platform gim virtual berbasis blockchain.

Perusahaan jasa keuangan dari Inggris ini, melalui anak usaha Standard Chartered Bank Hongkong Ltd (SCBHK), mengumumkan kemitraan dengan Sandbox demi “menciptakan pengalaman metaverse”, Selasa (26/4), menurut laman Bitcoin.com.

Standard Chartered menyatakan diri sebagai bank pertama yang membeli tanah virtual di Mega City Sandbox, distrik pusat budaya yang terinspirasi dari para talenta Hong Kong.

“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah membangun model bisnis di kripto, aset digital, dan melihat kebangkitan metaverse sebagai tonggak penting dalam evolusi Web 3.0,” kata Alex Manson, Kepala SC Ventures, anak usaha Standard Chartered yang memimpin inisiatif metaverse, Rabu (27/4).

Tak sedikit bank besar maupun perusahaan jasa keuangan yang telah memasuki metaverse belakangan, seperti JP Morgan, HSBC dan Fidelity Investments. HSBC, misalnya, memilih bermitra dengan Sandbox untuk melangkah ke metaverse, sedangkan JP Morgan dan Fidelity menjalin kolaborasi dengan Decentraland, platform gim 3D.

“Perusahaan dan brand, bahkan lembaga keuangan, perlu bersaing untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggannya,” kata Erich Wong, Head of Growth Sandbox, Rabu (6/4), seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP).

Rencana bank di metaverse

Ilustrasi kesepakatan bisnis di metaverse. Shutterstock/Athitat Shinagowin

Standard Chartered akan melibatkan klien, mitra, staf, dan komunitas teknologinya untuk mengeksplorasi peluang kreatif di metaverse. Bank ini akan melakukan eksperimen dan membangun pengalaman baru untuk klien, serta membawa "komunitas olahraga dan seni lokal ke metaverse”.

HSBC belum menyampaikan rencana terang untuk ruang virtualnya di Sandbox. Namun, mereka mengatakan akan berfokus pada pengalaman brand secara mendalam serta gamifikasi, sebuah proses menambahkan mekanisme gim ke pengalaman nongim sebagai usaha untuk melakukan eksplorasi hal yang kompleks.

“Kami benar-benar melihat bahwa realitas virtual, teknologi augmented reality, dan semua antarmuka tiga dimensi baru ini akan diadopsi secara massal di beberapa titik,” kata Suresh Balaji, Chief Marketing Officer HSBC Asia-Pasifik. “HSBC selalu berinvestasi di komunitas. Gim menciptakan komunitas besar.”

HSBC bakal merilis pendanaan yang menitikberatkan pada peluang investasi di metaverse, khususnya untuk nasabah kaya dan superkaya serta klien investor terakreditasi.

Sementara, JP Morgan mengatakan telah menjadi pendukung teknologi blockchain dan penggunaannya dalam transaksi keuangan. Buktinya adalah JP Morgan Coin atau JPM Coin. Upaya merambah metaverse pun merupakan langkah lanjutan dalam investasinya membangun infrastruktur pada semesta kripto.

Meski demikian, alih-alih menjadi cara baru untuk menawarkan layanan, metaverse bagi perbankan dianggap masih sebatas instrumen pemasaran, menurut pakar industri dalam laporan SCMP. Untuk melakukan transaksi keuangan, nasabah masih perlu menggunakan aplikasi digital mereka atau mengunjungi cabang fisik.

Potensi metaverse

Ilustrasi metaverse. Shutterstock/Skipper_SR

Related Topics