BUSINESS

Frans Kesuma UNTR dan Prinsip Win-Win Solution

Tuntun Pamapersada dan UNTR menyeberangi krisis.

Frans Kesuma UNTR dan Prinsip Win-Win SolutionFrans Kesuma, presiden direktur PT United Tractors Tbk. FORTUNE
29 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pada lapis permukaan, Frans Xaverius Laksana Kesuma tampak pas sebagai pemuka gereja atau ahli teologi. Parasnya—dengan warna rambut serupa cecabang pinus dalam balutan salju Desember—memacakkan ketenangan seorang pencari jalan spiritual. 

Lebih ke kedalaman, dia terampil memainkan senar gitar. “Beliau dapat memainkan gitar klasik maupun elektrik, dengan genre musik yang pernah saya tahu didengarkan beliau adalah jazz, classic rock, folk, pop akustik”—dan bahkan progressive rock, tulis Sara Kirsti Loebis, Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk., dalam surat elektronik kepada Fortune Indonesia. Di antara grup favorit Frans adalah Electric Light Orchestra, yang kesohor dengan tembang Mr. Blue Sky, serta The Alan Parsons Project dengan nomor Eye in the Sky dan Time.

Pun demikian, Frans Kesuma—begitu arek Suroboyo kelahiran 1962 itu dikenal—tentu bukan sebatas pemetik gitar atau pemanjat tebing. Ia pasti unggul sebagai pemimpin karena menjadi nakhoda salah satu kontraktor penambangan terbesar dunia, atau distributor peralatan berat terkemuka di Indonesia. Apalagi, dia telah menjadi Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara (PAMA) sejak 2013 dan Presiden Direktur PT United Tractors Tbk. sejak 2019. 

Kebetulan, ketika posisi puncak itu dia tempati, industri yang menaungi perseroan sedang menghadapi—atau bahkan menyongsong—krisis. Sungguh suatu momentum prima untuk menguji mutu kepemimpinan. Apalagi kegentingan yang berlaku sekarang menurutnya lebih istimewa. Berbeda dari, misalnya, ketika terjadi penurunan harga batu bara pada 2013–2016.

***

Apa yang membedakan situasi industri dulu, katakanlah pada dasawarsa 1990-an, dengan sekarang?

Kita tahu setiap generasi membawa semangat zaman. Pada 1990-an, kami underdog. Di antara nama besar waktu itu Thiess dan Petrosea. Sehingga kita lebih struggle, lebih mau susah. Karena ada satu tujuan, yang mungkin sama dengan zaman (revolusi): merdeka.

Kami juga sama. Harus survive. Relatif teman-teman waktu itu semangat tinggi. Kalau orang Jawa Timur bilang itu bonek. Orang mau ngapain aja dijalanin. Nyeberang dari Balikpapan ke Penajam malam-malam pakai speedboat yang lampunya pakai lampu senter. Itu dilakukan. Itu menurut saya enggak masuk akal.

Sekarang kalau begitu bisa langsung dipecat. Jam 18 sudah enggak bisa jalan. Padahal speedboat punya sendiri. Zaman dulu boro-boro pakai life vest. Nekat aja. Saya juga nekat, walaupun enggak bisa berenang.

Baru tahu pada 1997 kalau kita harus punya standar keselamatan. Dan dulu orang tahunya safety itu cuma sepatu bot sama helm. Enggak punya sistem yang komprehensif. Lalu kita hire orang dari Afrika Selatan. Baru namanya pakai NOSA. Ternyata bukan cuma itu. Enggak bisa kalau cuma safety aja. Ada environment. Ada health. Dulu kita mandi air kali. Sekarang enggak bisa, ada standarnya. Itu air minum, dites dulu baku mutu. Zaman dulu boro-boro baku mutu. Kalau minum mesti air teh aja, supaya enggak kelihatan (keruhnya).

Merasakan juga gap antar generasi?

Generasi sekarang berubah dibandingkan 20 tahun lalu. Dulu bisa bilang kalau mutasi seperti militer. “Besok Anda berangkat. Jangan urusi barang. Barang kita kirim”. Anak sekarang enggak bisa. Artinya apa? Kalau memang enggak bisa, rencananya mesti lebih panjang. Harus diberi tahu jauh hari sebelumnya.

Zaman dulu banyak karyawan yang anaknya tiga, tapi tidak pernah menunggu istrinya waktu melahirkan. Karena posisi di lokasi (pertambangan). Zaman sekarang mungkin akan berubah. Kita juga mesti menerima kenyataan itu.

Kami tahun 2012-2013 sampai pernah menyewa konsultan untuk memberikan pengertian ke teman-teman level mid management bagaimana mengatasi generasi milenial. Mereka frustrasi karena anak sekarang ‘bandel’.

Semua membawa semangat zaman. How-nya yang kita perbaiki. Kita mesti lebih sabar. Dan itu dibantu teknologi. Kalau enggak dibantu teknologi, enggak mungkin. Di tempat kami ada adopsi terhadap teknologi terbaru. Teknologi akan membantu untuk menangani generasi yang berubah.

***

Seperti banyak perusahaan lain, United Tractors (UT) kesulitan mengungguli daya usik virus corona yang tinggi. Pembatasan sosial yang ditetapkan pemerintah untuk memperkecil tingkat penularan walhasil mengganggu putaran gir mesin bisnis perseroan. Pada 2020, perusahaan menangguk pendapatan bersih Rp60,3 triliun, turun 29 persen dari Rp84,4 triliun pada 2019. Dari jumlah itu, tiga besar teratas penyumbangnya adalah kontraktor penambangan (48 persen), mesin konstruksi (22 persen), dan pertambangan batu bara (16 persen). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 47 persen dari Rp11,3 triliun pada 2019 menjadi Rp6,0 triliun.

Rendahnya harga batu bara membuat para produsen batu bara pelanggan PAMA melakukan revisi produksi. PAMA—kontributor terbesar kinerja United Tractors—membukukan pendapatan bersih Rp29,2 triliun, turun 26% dari Rp39,3 triliun pada 2019. Volume pemindahan tanah turun 17 persen dari 988,9 juta bank cubic metres (bcm) pada 2019 menjadi 825,0 juta bcm, dan produksi batu bara turun 13% dari 131,2 juta ton menjadi 114,6 juta ton.

Namun, situasi mulai berubah per kuartal kedua 2021. Karenanya, performa United Tractors pada paruh pertama tahun ini pun jauh lebih baik ketimbang periode sama tahun sebelumnya. Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp37,3 triliun atau naik 12% dari Rp33,2 triliun pada periode sama 2020. Seiring peningkatan pendapatan bersih, laba bersih meningkat 11% menjadi Rp4,5 triliun dari Rp4,1 triliun pada semester pertama 2020. Kontraktor penambangan masih jadi jawara dengan kontribusi 41 persen terhadap kinerja tersebut.

***

Setelah kontrak kerja sama penambangan dengan Adaro berakhir pada Juli, sekarang tiga besar klien Anda apa saja?

Sekarang di antara yang terbesar KPC (PT Kaltim Prima Coal) dan PTBA (PT Bukit Asam). Mungkin kira-kira 15 persen. Enggak seperti dulu yang bisa 40-50 persen. Sisanya agak tersebar, karena kliennya juga lebih banyak sekarang. Dan yang kecil-kecil pun ada pertumbuhan.

Akhir-akhir ini, dengan banyaknya PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) selesai, agak di-hold dulu. Wajarnya, mereka menunggu adanya extension license dari pemerintah. Gimana kami mau kasih kontrak kalau pemerintah belum selesai proses perpanjangannya? Hampir semua begitu. Tapi, sejauh ini sudah beres semua.

Untuk Adaro, Puji Tuhan, sampai bulan Juli itu kami bisa memenuhi target yang dibebankan oleh customer dari Januari-Juli. Jadi, kami merasa lebih nyaman karena sampai saat terakhir bisa memberikan kinerja baik. Bahkan sudah melebihi target yang dibebankan. Dia termasuk klien terbesar. Tapi tidak ada peningkatan produksi untuk kontraktor, karena dia ada in-house. Sehingga mereka fokus di sana. Mungkin terakhir 30-35 persen dikerjakan oleh kontraktor. Waktu peak sebelum 2010 bisa 50 persen. Terakhir 7 persen.

***

Sejak Oktober 2020, harga batu bara mulai menyuratkan pemulihan. Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara Newcastle berjangka pada Desember 2020 sudah berada di atas US$80 per ton. Kondisi ini didorong oleh kebijakan Tiongkok yang mulai melonggarkan pembatasan impor karena industri manufakturnya beranjak normal. Selain itu, pembangkit listrik batu bara di India, Jepang, dan Korea Selatan serta industri baja dan otomotif Jepang yang mulai pulih juga ikut meningkatkan permintaan batu bara.

Tahun ini, harga Newcastle sempat bertengger pada US$280 per ton pada 5 Oktober, dan menjadi yang tertinggi sepanjang masa. Tiba-tiba pula, dunia dihadapkan dengan prospek krisis energi. Harga gas alam Eropa dan Asia mencetak rekor, harga minyak mentah mencapai titik tertinggi dalam tiga tahun belakangan, dan batu bara masih melanjutkan kedigdayaan menyusul kelangkaan energi di Tiongkok, India, dan Jerman. Aksi simpan cadangan batu bara dan gas domestik masih terjadi di Tiongkok demi mengantisipasi cuaca ekstrem. Rusia masih enggan memasok gas ke Eropa Barat.

***

Prospek batu bara ke depan?

Di dunia global, batu bara bisa stagnan atau bisa lebih cepat lagi stagnannya. Bukan 2030, mungkin 2025. Sekarang spike aja sih. Kebetulan ada akumulasi. Angin lagi sepoi-sepoi di Amerika Utara atau Eropa Utara sehingga tidak menghasilkan energi. Ditambah gas dari Rusia lagi kurang suplainya. Apalagi ada rebound dari pertumbuhan ekonomi. Makanya sekarang seperti ada unrealistic numbers. Ini harga the best ever. Bertahan US$200 lebih selama berbulan-bulan.

Apakah faktor-faktor itu akan sustain, saya enggak yakin. Apakah faktor-faktor itu akan berkurang, kita akan lihat musim dingin. Kalau sudah cukup mild, mungkin akan berubah lagi. Kemudian angin mulai bertiup lagi terutama di negara-negara Eropa Utara.

Pemerintah (Indonesia) mengumumkan kenaikan target produksi batu bara (tahun ini sebesar) 75 juta ton dari 550 (juta) ke 625 (juta), itu di dunia sana sudah banyak yang, “waduh, sebentar lagi harga batu bara turun”. Yang terjadi adalah Juli–September (lalu) sebenarnya severe weather. Dari yang kita rencanakan, yang terjadi sebulan bisa tiga kali lipat dari rencana. Harus melihat kenyataan apakah 625 juta akan tercapai sampai akhir tahun. 600 juta sudah bagus untuk kondisi sekarang.

Nah, akumulasi seperti tadi itulah yang menyebabkan harga sampai sekian ratus dolar per ton.

***

Frans Kesuma merangkak dari bawah sebagai mining engineer di PAMA pada mula dasawarsa 1990-an. Karenanya, waktu ditunjuk sebagai pengambil keputusan tertinggi di perusahaan itu pada 2013—dan posisi sama di United Tractors pada 2019—dia sudah pandai meraba celah masalah. Caranya menularkan sense of crisis di dua spektrum masa itu juga tidak jauh berbeda, dengan komunikasi jernih sebagai kunci. Itu kualitas yang mesti dimiliki seorang pemimpin, katanya. Bila tidak, seluruh rantai orang di organisasi takkan beroleh getaran sama.

“Saya harus memastikan seluruh organisasi sampai yang paling ujung pun punya message yang sama bahwa kita suasana krisis dan harus cost reduction. Itu tantangan terbesar: meyakinkan. Sama kayak presiden. Tantangan terbesarnya adalah meyakinkan semua rakyatnya,” katanya kepada Fortune Indonesia (15/10).

Wajar belaka para pegawai United Tractors dari seluruh cabang dan lokasi proyek percaya dengan kepemimpinannya, dan ditunjukkan melalui harapan-harapan baik pada sebuah acara virtual perseroan. “Yakin, UT (United Tractors) di bawah kepemimpinan beliau akan bisa menghadapi apa pun yang menjadi rintangan,” bunyi satu komentar. “Pak Frans membawa organisasi AHEMCE lebih agile dan adaptive dalam menyikapi perubahan global,” bunyi komentar lain, sembari menyinggung akronim Astra Heavy Equipment, Mining, Construction, and Energy (AHEMCE).

***

Pandangan Anda tentang bisnis?

Kita dalam bisnis nggak boleh cheating, dan harus win-win. Tidak mesti posisi kita kuat harus gencet yang lemah. Itu biasanya enggak diridhoi. Saya pikir di tempat saya—di PAMA dan UT—semua bisa menjalankan itu dengan baik. Atau menjaga kita enggak boleh bertindak yang enggak adil terhadap organisasi lain. Mentang-mentang mereka butuh, terus kita pencet-pencet. Enggak.

Saya selalu bilang sama semua vendor, buat saya harus dua-duanya untung. Yang penting Anda harus efisien. Kalau Anda efisien dan rugi, kasih tahu saya. Intinya kita harus fair memperlakukan partner. Kalau sudah sign kontrak dan isinya memberatkan, kita juga harus fair. Enggak bisa bilang, “salah sendiri sudah tanda tangan”. Kalau melakukan negosiasi, harus mencari solusi.

***

Frans Kesuma masuk daftar Fortune Indonesia Businessperson of the Year 2021. Untuk menyimak lis lengkap berisi 20 pebisnis terkemuka Indonesia versi Fortune Indonesia, bisa ditengok pada majalah edisi November 2021 yang dapat dibeli di Tokopedia dan toko-toko buku kota Anda.  

Related Topics