Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
CEO Starbucks, Brian Niccol/Dok. Chipotle Mexican Grill

Jakarta, FORTUNE - Kinerja buruk Starbucks tahun ini membuat banyak karyawan tidak menerima bonus penuh, bahkan beberapa di antaranya tidak mendapatkan kenaikan gaji berbasis prestasi. Sebagian besar pekerja korporat hanya akan menerima 60 persen dari bonus akhir tahun mereka, demikian dilaporkan Fortune.com.

Pencairan bonus tahunan yang dijadwalkan pada Desember ini dihitung berdasarkan kinerja individu dan perusahaan. Untuk eksekutif senior, 70 persen bonus ditentukan oleh pendapatan operasional dan pendapatan bersih perusahaan, sementara 30 persen sisanya bergantung pada pencapaian inklusi, keberagaman, dan kinerja pribadi. Bagi karyawan korporat lainnya, bonus dihitung 50 persen dari kinerja individu dan 50 persen dari kinerja perusahaan.

Sepanjang tahun fiskal terakhir, pendapatan Starbucks hanya tumbuh kurang dari 1 persen, sementara pendapatan operasional turun sekitar 8 persen. Meski beberapa pekerja masih akan mendapatkan kenaikan berbasis prestasi, manajemen senior dan eksekutif tidak akan mendapat kenaikan tersebut.

Pada tahun fiskal 2023, Starbucks mengubah kebijakan kompensasi bagi eksekutif senior. Kini, 70 persen bonus mereka bergantung pada kinerja keuangan, meningkat dari 50 persenpada tahun sebelumnya. Sebaliknya, kontribusi kinerja individu dalam perhitungan bonus turun dari 30 persen menjadi 15 persen.

CEO baru Starbucks, Brian Niccol, tetap menerima kompensasi ekuitas tahunan sebesar $23 juta, seperti yang dijamin dalam perjanjian terbaru pada November 2023. Dewan perusahaan akan meninjau nilai bonus Niccol setelah tahun fiskal 2025, tetapi bonus US$23 juta untuk tahun tersebut telah dijamin.

Kinerja menurun dan tantangan operasional

Editorial Team

Tonton lebih seru di