Progres Pabrik CA-EDC Chandra Asri (TPIA) Capai 33%

- Pembangunan pabrik CA-EDC Chandra Asri di Cilegon, Banten telah mencapai progres 33 persen.
- Proyek ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan kimia strategis dan memperkuat kemandirian industri serta hilirisasi nasional.
- Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bersama Indonesia Investment Authority (INA) turut mendukung melalui komitmen investasi senilai US$800 juta dolar atau setara Rp13,03 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Perusahaan energi, kimia, dan infrastruktur, PT Chandra Asri Pasific (TPIA), terus melanjutkan pembangunan pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC). Pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut hingga kini telah mencapai progres pembangunan 33 persen, dan ditargetkan rampung serta dapat beroperasi pada 2027.
Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, mengatakan tahap awal pembangunan mencakup perataan lahan, pemadatan tanah, hingga persiapan konstruksi fasilitas jetty untuk mendukung kelancaran distribusi produk ke pasar domestik maupun Asia Tenggara. Selanjutnya, pengerjaan akan berlanjut pada tahap fondasi, pembangunan struktur, serta instalasi peralatan dan jaringan pendukung.
"Pencapaian tahap awal konstruksi ini menjadi landasan penting sekaligus menegaskan komitmen kami dalam mendukung program hilirisiasi nasional. Dengan hadirnya Pabrik CA-EDC ini, kami berharap dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar Asia Tenggara serta menciptakan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Senin (8/9).
Proyek CA-EDC dirancang dalam dua fase. Pad fase pertama, menargetkan kapasitas produksi 400 ribu ton soda kaustik padat per tahun (setara 827 ribu ton dalam bentuk cair) dan 500 ribu ton Ethylene Dichloride. Pabrik ini diharapkan mengurangi ketergantungan impor kedua bahan kimia strategis, memperkuat kemandirian industri, dan menopang hilirisasi nasional.
Fase kedua akan difokuskan pada peningkatan kapasitas Chlor Alkali dan pengembangan produk turunan berbasis klorin. Erwin mengatakan saat ini, studi kelayakan tengah dilakukan untuk menilai potensi hilirisasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat rantai nilai industri kimia dalam negeri.
Adapun, produksi Ethylene Dichloride dari pabrik tersebut akan dialokasikan untuk ekspor dengan potensi devisa hingga Rp5 triliun per tahun. Selain itu, substitusi impor soda kaustik diproyeksikan mampu memberikan penghematan hingga Rp4,9 triliun per tahun.
Selain itu, pabrik ini akan memperkuat pasokan bahan baku penting bagi berbagai sektor, mulai dari pengolahan air, sabun dan deterjen, pemurnian alumina, hingga pengolahan nikel.
Diketahui, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bersama Indonesia Investment Authority (INA) turut mendukung proyek tersebut melalui komitmen investasi senilai US$800 juta atau setara Rp13,03 triliun (kurs Rp16.291 per dolar AS).
Pembangunan pabrik CA-EDC telah dimulai sejak tahun lalu dan diproyeksikan mendorong swasembada bahan baku kimia serta memperkuat industrialisasi berkelanjutan di Indonesia.