ConocoPhillips memangkas hingga 25% tenaga kerja global atau sekitar 2.900 orang,
Peloton memotong 6% tenaga kerja untuk menekan biaya operasional.
Starbucks menutup sekitar 1% toko di Amerika Utara dan menghapus 900 posisi non-ritel.
Exxon Mobil mengurangi sekitar 2.000 pekerja, separuhnya di Eropa, hingga 2027.
Best Buy memangkas sebagian kecil staf layanan pelanggan dan tim teknis Geek Squad.
Block (Square, Cash App, Afterpay) PHK hampir 1.000 karyawan, termasuk 200 manajer yang dialihkan ke posisi non-manajerial.
Bloomberg merampingkan sebagian staf redaksi dalam reorganisasi ruang berita.
Blue Origin memangkas 10% tenaga kerja untuk efisiensi di sektor manufaktur dan R&D.
Bridgewater Associates melakukan PHK sekitar 90 pegawai atau 7% tenaga kerja.
Bumble lakukan PHK terhadap 30% tenaga kerja global atau sekitar 240 posisi.
Coty memangkas 700 posisi dengan target penghematan 130 juta dolar AS per tahun.
CrowdStrike memberhentikan 500 orang atau 5% staf global.
Estée Lauder memangkas hingga 7.000 pekerja dalam dua tahun sebagai bagian dari pemulihan laba.
Fiverr menghapus 30% staf untuk transformasi menjadi perusahaan berbasis AI.
Hewlett Packard Enterprise (HPE) memotong 2.500 pekerja atau 5% tenaga kerja global.
Johns Hopkins University mengurangi lebih dari 2.000 pekerja setelah pemotongan dana hibah USAID.
Kroger menghapus 1.000 posisi korporat setelah batal merger dengan Albertsons.
Nike memangkas kurang dari 1% karyawan korporat untuk efisiensi biaya.
Oracle melakukan PHK di unit cloud guna menekan biaya infrastruktur AI.
Panasonic berencana memangkas 10.000 pekerjaan hingga Maret 2026.
Paramount Global memotong 3,5% staf di AS akibat penurunan industri hiburan.
Salesforce memberhentikan 1.000 pekerja meski kinerja keuangan masih positif.
Applied Materials memangkas 4 persen atau sekitar 1.444 pekerja global sebagai bagian dari restrukturisasi.
- FedEx menutup operasi logistik pasokan dan elektronik di Texas dan menyebabkan 856 pekerja terkena PHK akibat transisi bisnis klien.
- Kohl’s memangkas 10 persen pekerja atau kurang dari 200 karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan profitabilitas.
- Morgan Stanley PHK 2 ribu karyawan atau setara 2-3 persen dari total karyawan pada Maret 2025 untuk efisiensi operasional.
- PWC PHK 1.500 karyawan di Amerika Serikat sebagai bagian dari restrukturisasi besar.
- Sonos memangkas sekitar 200 karyawan karena permintaan menurun dan upaya untuk membuat organisasi lebih ramping.
- Maskapai Southwest Airlines PJK 1.750 karyawan atau 15 persen dari total karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan membuat perusahaan lebih ramping.
- Firma software untuk HR, Workday, melakukan PHK terhadap 1.750 karyawan sebagai bagian dari efisiensi dan adopsi AI.
Daftar Perusahaan Lakukan PHK Sepanjang 2025, Adidas hingga Nestlé

- Amazon, UPS, Nestlé, dan perusahaan besar lainnya melakukan PHK massal sepanjang 2025.
- PHK dilakukan sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya dan peningkatan investasi pada teknologi AI, data, dan otomatisasi.
- Fenomena PHK global mencerminkan pergeseran ekonomi menuju digitalisasi dan otomasi, namun juga menandakan perlambatan ekonomi global.
Jakarta, FORTUNE - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantam sejumlah perusahaan besar dunia sepanjang 2025. Dari raksasa teknologi hingga perusahaan energi dan ritel, langkah efisiensi dilakukan demi menekan biaya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Fenomena ini memperpanjang tren perampingan yang telah terjadi sejak 2023. Banyak perusahaan kini berfokus pada restrukturisasi bisnis, efisiensi organisasi, serta pengalihan anggaran ke investasi kecerdasan buatan (AI), data, dan otomatisasi yang kian menyerap biaya besar.
Kondisi ini mencerminkan perubahan besar di dunia kerja global, di mana teknologi, bukan sekadar manusia, kini menjadi pusat strategi korporasi. Simak daftar perusahaan besar yang melakukan PHK sepanjang 2025 beserta alasan di balik kebijakan tersebut.
Daftar perusahaan besar lakukan phk sepanjang 2025
Berikut 20 perusahaan besar yang telah mengumumkan pemangkasan tenaga kerja pada tahun ini:
1. Amazon
Raksasa e-commerce ini mengumumkan pengurangan sekitar 14.000 karyawan korporat, setara 4% dari total tenaga kerja global. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi efisiensi seiring peningkatan investasi Amazon pada teknologi AI generatif dan infrastruktur komputasi awan.
2. United Parcel Service atau UPS
United Parcel Service atau UPS melakukan PHK terhadap 34.000 karyawan sejak awal tahun. Selain itu, perusahaan logistik ini juga menutup 93 gedung operasional di Amerika Serikat dalam upaya menekan biaya dan meningkatkan otomatisasi.
3. Nestlé
Perusahaan makanan dan minuman asal Swiss ini memangkas 16.000 posisi global selama dua tahun ke depan. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan biaya produksi di tengah kenaikan harga bahan baku dan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat.
4. Target
Perusahaan ritel asal AS ini memutuskan menghapus 1.800 posisi korporat, sekitar 8% tenaga kerja globalnya. Pemangkasan ini dilakukan demi menyederhanakan struktur organisasi yang dinilai terlalu kompleks dan mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
5. Novo Nordisk
Produsen obat-obatan asal Denmark ini mengumumkan PHK terhadap 9.000 karyawan atau sekitar 11% tenaga kerja global. Kebijakan ini diambil karena meningkatnya persaingan di pasar obat diabetes dan obesitas, terutama dari merek-merek farmasi lain yang tengah agresif berekspansi.
6. Microsoft
Sepanjang 2025, Microsoft telah melakukan beberapa gelombang PHK, dengan total sekitar 15.000 pekerja terdampak. Langkah ini bagian dari penyusunan ulang divisi internal, termasuk tim Xbox, logistik, serta pengembangan kecerdasan buatan.
7. Intel
Raksasa semikonduktor ini memangkas lebih dari 5.000 pekerja, atau sekitar 15% tenaga kerja pabrik. Alasannya, karena restrukturisasi global. Intel berupaya menekan biaya dan memperbaiki posisi bersaing dengan Nvidia dan AMD.
8. BP (British Petroleum)
Perusahaan energi asal Inggris ini menghapus 4.700 pegawai tetap dan 3.000 kontraktor global. BP menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari penyederhanaan organisasi dan efisiensi biaya jangka panjang.
9. Chevron
Perusahaan minyak asal AS ini menargetkan pengurangan 15–20% tenaga kerja global hingga 2026. Kebijakan ini dilakukan setelah proses integrasi akuisisi perusahaan energi Hess dan penyesuaian strategi di tengah ketidakpastian harga minyak dunia.
10. Boeing
Produsen pesawat dan roket luar angkasa ini memangkas 400 posisi di divisi program roket bulan (SLS). PHK dilakukan untuk menyesuaikan jadwal proyek Artemis serta mengendalikan biaya produksi yang meningkat.
11. BlackRock
Manajer investasi terbesar di dunia ini melakukan PHK terhadap 200 karyawan atau sekitar 1% dari total tenaga kerja. Meskipun begitu, BlackRock tetap berencana merekrut ribuan pegawai baru untuk posisi strategis yang terkait teknologi dan keuangan berkelanjutan.
12. Automattic (induk Tumblr dan WordPress)
Automattic memotong 16% staf global untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. CEO Matt Mullenweg menyebut langkah ini sebagai reposisi menuju operasi yang lebih ramping dengan fokus investasi jangka panjang.
13. Burberry
Merek fesyen mewah asal Inggris ini akan mengurangi 1.700 posisi global atau sekitar 18% tenaga kerja. PHK dilakukan untuk mencapai target penghematan senilai 100 juta poundsterling hingga tahun 2027.
14. Adidas
Perusahaan olahraga asal Jerman ini memangkas sekitar 500 posisi di kantor pusat Herzogenaurach untuk menyederhanakan struktur organisasi yang dinilai terlalu kompleks. Karyawan terdampak mendapat pesangon dan dukungan transisi kerja.
15. Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp)
Induk perusahaan Meta Platforms memangkas sekitar 5% tenaga kerja global. PHK berdampak pada beberapa unit seperti Horizon, logistik, serta sebagian tim Reality Labs, sebagai bagian dari langkah efisiensi dan penataan manajemen.
16. Verizon
Operator telco raksasa memangkas sekitar 15 ribu karyawan di Amerika Serikat pada November 2025 menyusul upaya restrukturisasi di tengah tekanan persaingan pasar yang dipimpin CEO Dan Schulman. Perusahaan perlu menyederhanakan operasional dan mengalihkan orientasi bisnis.
17. General Motors
Pada akhir Oktober 2025, General Motors memangkas sekitar 1.700 pekerja di Michigan dan Ohio karena permintaan kendaraan listrik menurun. Ratusan pekerja terancam terkena PHK sementara di awal tahun 2026.
18. Lufthansa Group
Perusahaan mengumumkan akan memangkas 4 ribu tenaga kerja hingga 2030 sejalan peningkatan digitalisasi dan adopsi AI.
19. Procter & Gamble
Pada Juni 2025, Procter & Gamble memangkas 6 persen atau 7 ribu pekerja global dalam dua tahun. Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi di tengah tekanan tarif.
20. HP
Perusahaan teknologi ini mengumumkan rencana memangkas 4 ribu sampai 6 ribu karyawan sebagai bagian dari efisiensi dan adopsi AI untuk meningkatkan produktivitas. Prosesnya ditargetkan selesai pada akhir tahun fiskal 2028.
Perusahaan lain yang melakukan PHK di 2025
Selain 20 nama besar di atas, masih banyak perusahaan multinasional lain yang turut melakukan pemangkasan tenaga kerja, di antaranya:
Fenomena PHK massal selama 2025
Fenomena PHK global pada 2025 mencerminkan pergeseran ekonomi menuju digitalisasi dan otomasi. Banyak perusahaan kini berfokus pada efisiensi biaya dan alokasi dana untuk proyek berbasis AI.
Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments, menilai gelombang PHK besar seperti di Amazon dan Microsoft menandakan perlambatan ekonomi global.
“Tidak mungkin ada PHK massal di tengah ekonomi yang benar-benar kuat,” ujarnya.
Di sisi lain, data dari ADP mencatat, sektor swasta AS kehilangan sekitar 32.000 pekerjaan pada September 2025. Di Eropa, perusahaan seperti Nestlé dan Burberry masih menghadapi tekanan biaya bahan baku, sementara di Asia produsen otomotif seperti Nissan melakukan efisiensi akibat menurunnya permintaan global.
Meski demikian, World Economic Forum (WEF) memperkirakan munculnya peluang baru di sektor digital, big data, dan AI yang diproyeksikan tumbuh dua kali lipat hingga 2030. Artinya, gelombang PHK 2025 bukan sekadar tanda krisis, melainkan transisi menuju ekonomi yang lebih efisien dan berbasis teknologi.
FAQ seputar gelombang PHK 2025
- Mengapa banyak perusahaan besar melakukan PHK pada 2025?
Sebagian besar PHK pada 2025 terjadi karena restrukturisasi organisasi, efisiensi biaya, serta pengalihan anggaran ke investasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi. Tekanan ekonomi global, tarif impor baru, dan perubahan perilaku konsumen juga mempercepat keputusan ini. - Apakah PHK massal disebabkan langsung oleh AI?
Tidak sepenuhnya. Menurut para ahli, AI tidak secara langsung menggantikan pekerjaan manusia, tetapi investasi besar untuk pengembangan dan infrastruktur AI membuat perusahaan mengalihkan dana dari biaya tenaga kerja ke teknologi. - Sektor apa saja yang paling terdampak PHK pada 2025?
Sektor teknologi, energi, manufaktur, dan ritel menjadi yang paling terdampak. Perusahaan seperti Amazon, Microsoft, Intel, dan Chevron termasuk di antara yang melakukan pemangkasan besar tahun ini. - Apakah PHK massal ini akan berdampak jangka panjang terhadap lapangan kerja global?
Ya, dalam jangka pendek akan ada penurunan kesempatan kerja. Namun, dalam jangka panjang, tren digitalisasi justru menciptakan peluang baru di bidang kecerdasan buatan, analitik data, keamanan siber, dan teknologi finansial (fintech). - Bagaimana prospek tenaga kerja setelah gelombang PHK 2025?
Menurut World Economic Forum (WEF), permintaan tenaga kerja di bidang teknologi dan data akan meningkat dua kali lipat hingga 2030. Adaptasi dan peningkatan keterampilan digital menjadi kunci agar tenaga kerja tetap relevan di pasar global.

















