BUSINESS

BYD Salip Dominasi Tesla Sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia

BYD memproduksi 3,02 juta kendaraan sepanjang 2023,

BYD Salip Dominasi Tesla Sebagai Produsen Mobil Listrik DuniaIlustrasi: Logo BYD. (Dok.BYD)
03 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE  - Produsen otomotif Cina, BYD Co menyalip posisi Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar dunia dengan total rekor penjulan sebesar 526.409 unit sepanjang kuartal IV 2023, melampaui perusahaan milik Elon Musk yang hanya tercatat 494.989 unit di periode yang sama. 

Dilansir dari The Guardian, perusahaan yang dibekingi oleh miliarder investasi AS Warren Buffett sejak 2008 ini berhasil mengalahkan produksi Tesla selama dua tahun berturut-turut.

BYD yang merupakan singkatan "Build Your Dreams" mengatakan telah memproduksi 3,02 juta kendaraan sepanjang 2023, mencakup 1,6 juta Mobil Listrik bertenaga baterai (BEV) dan 1,4 juta mobil hibrida (plug in hybrid). 

Sedangkan, Tesla pada Selasa kemarin mengumumkan telah memproduksi 1,84 juta unit mobil listrik. Artinya, Tesla masih menjadi pemimpin pada kategori produksi mobil listrik bertebaga baterai dengan 1,8 juta kendaraan listrik terjual, dibandingkan BYD yang tercatat 1,6 juta unit.

Sebagian besar kendaraan BYD dijual dengan harga lebih rendah daripada Tesla, yang mendapatkan sekitar 20 persen penjualannya dari pasar Tiongkok. Sedangkan, produsen mobil listrik Tiongkok seperti BYD dan Nio mengincar menjadi pemain utama di pasar internasional, dengan fokus utamanya di Eropa.

Pada Desember, BYD yang telah memasarkan lima model di Eropa dan berencana meluncurkan tiga model lagi tahun ini, sambil mengumumkan rencana untuk membangun pabrik baru di Hongaria. 

Sebelumnya, perusahaan tersebut mengatakan tidak memilih membangun pabrik Eropa pertamanya di Inggris karena khawatir mengenai dampak Brexit. Inggris bahkan belum membuat daftar 10 besar lokasi yang memungkinkan mereka membangun pabrik mobil pertamanya di Eropa.

Produsen mobil listrik terlaris di Tiongkok menargetkan menjual sekitar 800.000 mobil per tahun di pasar Eropa pada 2030. Namun, target itu berpotensi terhambat setelah Komisi Eropa meluncurkan penyelidikan anti-subsidi pada bulan September lalu terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok.

Mengomentari keputusan tersebut, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan kendaraan listrik Tiongkok kini membanjiri pasar global dan “dipertahankan secara artifisial dalam jumlah rendah melalui subsidi negara”.

Investigasi tersebut diperkirakan akan memakan waktu satu tahun, dapat mengakibatkan UE mengenakan tarif hukuman terhadap kendaraan Tiongkok.

Keunggulan BYD memproduksi baterai

BYD yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong, didirikan oleh mantan profesor universitas, Wang Chuanfu, dan mulai mengembangkan baterai pada 1995. Perusahaan ini berambisi menjadi perusahaan penyedia pembangkit tenaga listrik global di pasar kendaraan listrik.

Sedangkan Tesla, yang dipimpin oleh Musk, bulan lalu mengatakan telah menarik lebih dari 2 juta kendaraan di AS yang dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi canggih Autopilot untuk memasang perlindungan baru.

Salah satu keunggulan BYD dibandingkan kompetitornya di AS dan Eropa adalah kemampuannya memproduksi baterai kendaraan listrik sendiri.

Susannah Streeter, kepala keuangan dan pasar di platform investasi Hargreaves Lansdown, mengatakan: “Meskipun merupakan pemasok baterai isi ulang terkemuka di dunia, Tesla bergantung pada beberapa pemasok dan telah menandai kekurangan litium karena permintaan yang meningkat sebagai hambatan rantai pasokan di masa depan dan tahun yang akan datang."

Sementara BYD sudah mengambil langkah untuk mengamankan logam mulia dengan membeli saham produsen litium Tiongkok. Mereka berencana membeli tambang di Afrika dan mencari aset di Amerika Selatan, tempat logam tersebut ditambang.

Munculnya Tiongkok sebagai produsen kendaraan listrik terlaris terjadi pada momen penting: dimulainya tahun pemilihan presiden di Amerika.

Hubungan Tiongkok-AS, khususnya di bidang perdagangan, kemungkinan besar akan menjadi bagian penting dalam kampanye pemilihan presiden, Joe Biden dan Donald Trump.

Bulan lalu, pemerintahan Biden menerapkan langkah-langkah proteksionis baru untuk pasar kendaraan listriknya dengan memblokir subsidi penuh melalui Undang-Undang Pengurangan Inflasi kepada perusahaan-perusahaan kendaraan listrik yang memiliki hubungan signifikan dengan Tiongkok. Kendaraan listrik buatan AS yang menggunakan komponen baterai buatan Tiongkok juga akan diblokir untuk mendapatkan subsidi penuh.

The Wall Street Journal juga melaporkan, sebelum Natal pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tarif beberapa barang Tiongkok, termasuk kendaraan listrik, untuk mendukung sektor energi ramah lingkungan AS. Tarif ini diperkirakan akan melampaui tarif 25 persen pada kendaraan yang diimpor dari Tiongkok, yang diterapkan pada masa kepresidenan Trump, dan diperpanjang pada masa pemerintahan Biden.

AS berencana mengambil tindakan di bidang lain yang memiliki kekhawatiran keamanan terkait kemampuan manufaktur Tiongkok. Menurut sebuah laporan, pemerintahan Biden telah memberikan tekanan pada pemerintah Belanda untuk memblokir pengiriman mesin pembuat chip berteknologi tinggi ke Tiongkok yang dilakukan oleh salah satu perusahaan teknologi utamanya.

ASML, pemasok terkemuka industri semikonduktor, mengonfirmasi bahwa pemerintah telah mencabut sebagian izinnya untuk mengekspor tiga mesin litografi pembuat chip ke Tiongkok.

Bloomberg melaporkan bahwa keputusan tersebut diambil setelah para pejabat AS meminta langkah tersebut dalam upaya membatasi pertumbuhan kemampuan manufaktur semikonduktor Tiongkok.

Insentif bagi diler

Usai mencatat peningkatan penjualan secara global untuk pertama kalinya pada kuartal keempat, BYD dikabarkan akan membagikan hadiah senilai total miliaran yuan kepada dilernya di Tiongkok, menurut sumber. 

Produsen mobil Tiongkok akan membayar 666 yuan (US$93,17) per mobil kepada diler jika mereka berhasil mencapai target penjualan 2023. Angka 666 dianggap sebagai angka keberuntungan di Tiongkok dan terdengar "menakjubkan".

Secara total, BYD diperkirakan menggeluarkan anggarab hingga 2 miliar yuan karena menjual lebih dari 3 juta unit mobil listrik murni dan hibrida plug-in pada tahun tersebut. 

Outlet media Tiongkok Yicai yang pertama kali melaporkan bonus diler ini. Namun, hingga kini BYD enggan berkomentar.

BYD dengan cepat memperluas jaringan penjualannya di Tiongkok melalui dealer untuk meningkatkan penjualannya, terutama di kota-kota kelas bawah di Tiongkok.

Terdapat lebih dari 3.400 toko di Tiongkok yang menjual mobil seri Dynasty dan Ocean pada bulan Oktober, jumlah tertinggi di antara semua merek, menurut China Merchants Bank International.

BYD melaporkan total laba bersih sebesar 21 miliar yuan pada tiga kuartal pertama tahun 2023 dengan penjualan lebih dari 2 juta kendaraan dan komponen seperti baterai dan elektronik ponsel pintar.

BYD menjual 3 juta mobil secara global pada tahun 2023, 62% lebih banyak dibandingkan tahun 2022, dimana 1,57 juta di antaranya adalah kendaraan listrik murni (EV). Tesla mengatakan pihaknya mengirimkan 1,81 juta EV pada periode yang sama, meningkat 38% dari tahun lalu.

Related Topics