BUSINESS

Digitalisasi Bisnis dan Ojek Online yang Menginspirasi Bos AALI

Perusahaangagap hadapi pandemi Covid-19.

Digitalisasi Bisnis dan Ojek Online yang Menginspirasi Bos AALIPekerja memanen tanda buah segar kelapa sawit. ANTARA FOTO/Syifa
by
03 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Astra Agro Lestari Tbk beroleh tuah dari kebijakan digitalisasi yang diterapkan sejak 2017. Sebab, saat Covid-19 menyerang, perusahaan tak lantas tergagap untuk menyesuaikan berbagai hal, terpokok yang berhubungan dengan kerja. Pandemi justru mewujud sebagai displai untuk menunjukkan rupa visi jangka panjang mereka.

“Kita enggak bisa menghindar dari tenaga kerja yang makin mahal,” kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa kepada Fortune Indonesia, Senin (6/9). “Tapi, perusahaan enggak bisa sekadar bayar mahal. Harus ada produktivitas yang ditingkatkan. Ditambah lagi, masyarakat makin terdidik. Dalam jangka panjang, mencari tenaga kasar sudah enggak zaman karena harus maju ke arah industrialisasi yang benar”.

Contoh kecil penerapan teknologi digital oleh emiten berkode saham AALI ini adalah pemasangan sensor pada tangki penyimpanan. Proses pencatatan yang sebelumnya dilakukan secara manual dengan memanjat tangki itu kini tergantikan dengan angka-angka pada aplikasi. Modernisasi pada akhirnya mengubah cara keputusan diambil.

Jika sebelumnya margin kesalahan begitu tinggi, kini sebaliknya. “Kalau akurasi datanya lebih tinggi, tentu pengambilan keputusannya lebih cermat. Dulu kita suka kaget. Merasa stok masih ada, lalu pesan kapal. Begitu kapal datang, ternyata produksi tak menutupi stok. Itu bisa meleset karena karena dasarnya catatan (manual),” ujar Santosa.

Digitalisasi dapat memonitor hingga hal terkecil

AALI telah mengembangkan digitalisasi di sejumlah lini operasional mulai mandor, manajemen, hingga pabrik. Masing-masing lini memiliki aplikasi yang terhubung dengan dasbor utama di kantor pusat. Karenanya, kegiatan hingga satuan terkecil dapat dikontrol. Penciptaan standar ini penting demi kelangsungan produktivitas perusahaan.

Bahkan, jika tak terhubung dengan aplikasi pun, penyiapan standarnya merujuk kepada penghitungan terukur. Misalnya, situasi ketika panen. “Kenapa si A di tempat sama dengan ancak giring sama dan afdeling sama, bisa lebih tinggi (hasilnya),” kata Santosa. “Kalau ternyata orangnya sama rajin, berarti tekniknya. Kita standardisasi teknik itu”.

Ojek online yang menginspirasi

Inspirasi atas gagasan standardisasi itu tidak datang dari jauh. Santosa mengatakan pemicunya adalah praktik ojek online. Pada sistem tersebut, para pengemudi tidak bisa seenaknya merespons pesanan. Sebab, pengabaian pesanan berlebih dapat berujung penalti. Perseroan akhirnya menerapkan sistem reward serupa pada para pemanennya. 

“Sekarang karena standar produktivitasnya sama, income pada naik. Yang malas-malasan, cukup terima tanpa tambah premi. Tidak semua efisiensinya diambil perusahaan. Mereka juga lebih happy. Jam kerjanya akhirnya kita pendekin. Standar menjadi 14.30 panen harus selesai,” ujarnya.    

Untuk mengetahui perjalanan bisnis Astra Agro Lestari di sektor sawit baca selengkapnya di artikel bertajuk “Koreksi Harga dan Tuah Digitalisasi” pada Majalah Fortune Indonesia edisi Oktober 2021.

Related Topics