Emiten Watsons Niat Tambah Lini Bisnis, Potensi hingga Miliaran

Jakarta, FORTUNE - PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), emiten pengelola jaringan ritel kesehatan dan kecantikan Watsons di Indonesia, bersiap melebarkan sayap bisnisnya. Perusahaan ini berencana menambah lima lini usaha baru, yang diproyeksikan akan membuka potensi pendapatan miliaran rupiah.
Berdasarkan studi kelayakan perseroan, Duta Intidaya akan merambah sektor iklan digital, produk rumah tangga, perdagangan ritel pembungkus dari plastik, perdagangan ritel hasil pertanian, serta perdagangan ritel peralatan listrik rumah tangga dan perlengkapannya.
Proyeksi pertumbuhan pendapatan dari unit usaha periklanan mencapai 9 persen per tahun, diukur berdasarkan jumlah gerai yang ada. Sementara itu, empat jenis usaha lainnya diprediksi akan bertumbuh lebih pesat, yaitu 14 persen per tahun.
"Pada tahun pertama periode proyeksi (2025-2029), perseroan diharapkan memperoleh pendapatan sebesar Rp4,44 miliar," demikian perseroan dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (20/5). Secara keseluruhan, setelah perubahan kegiatan usaha, proyeksi rata-rata pertumbuhan pendapatan perseroan adalah sekitar 13 persen dengan margin laba kotor rata-rata 48 persen.
Potensi tambahan pendapatan dari ekspansi ini cukup signifikan. DAYA menargetkan ekstra Rp5,7 miliar dari segmen ritel dan Rp1,2 miliar dari bisnis iklan. Jika perubahan kegiatan usaha ini rampung, pendapatan adisional pada 2025 diproyeksikan setara dengan 0,22 persen dari pendapatan DAYA 2024.
Total pendapatan selama periode proyeksi (2025-2029) diperkirakan ekuivalen dengan 1,41 persen dari pendapatan 2024.
Investor juga patut mencermati tingkat imbal balik investasi yang menarik. Pada akhir periode proyeksi, tingkat imbal balik investasi yang diharapkan mencapai 23,29 persen. Bahkan, tingkat imbal balik investasi rata-rata tahunannya sebesar 44,57 persen dalam periode lima tahun tersebut.
Langkah ekspansi ini didukung oleh kinerja cemerlang DAYA pada 2024. Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp2,06 triliun, melonjak 33,76 persen dibandingkan Rp1,55 triliun pada tahun sebelumnya. Tak hanya itu, laba bersih perseroan melejit 382 persen menjadi Rp45,67 miliar, berbalik dari kerugian Rp16,18 miliar pada tahun sebelumnya.
Rencana perubahan kegiatan usaha ini akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa (20/5).