GAIKINDO International Auto Show. (dok. Seven Events)
Bak tanaman layu yang kembali tegak sehabis kena air. Begitulah kondisi Seven Events setelah menggelar GAIKINDO International Auto Show (GIIAS) 2021 usai dihantam kemarau industri pameran akibat pandemi.
“Kadang ketika pameran di masing-masing booth akan ada EO (event organizer) lagi. Mereka bilang, ‘kami berharap hanya buat GIIAS (2021), satu-satunya napas kami, kalau enggak jalan enggak tahu deh bagaimana hidup perusahaan’. Sama seperti saya,” ujar Presiden Direktur Seven Events, Romi, kepada Fortune Indonesia ketika ditemui di JCC Senayan (16/3).
Awalnya, Seven Events menerapkan strategi bertahan sembari melakukan efisiensi—gaji dikurangi bertahap, kebijakan WFH, menekan pengeluaran operasional. Tapi, berdasarkan perhitungan pada 2021, Seven Events diperkirakan hanya bisa bertahan hingga Desember 2021.
Romi dan tim mengubah strategi jadi melawan, bersikukuh mencari cara agar GIIAS 2021 terlaksana. Sebab, ajang tersebut melibatkan sekitar 10.000 pekerja. Jika acaranya kesampaian, akan terjadi efek domino bagi hotel dan restoran di sekitar lokasi acara di ICE Indonesia, BSD City, Tangerang. “Akhirnya GIIAS terjadi pada November 2021. Meskipun mundur dua kali (karena merebaknya varian Delta), dari Agustus ke September, lalu ke November,” kata Romi.
Lewat pengalaman ini, ada tiga pelajaran yang dipetik oleh Seven Events sepanjang pandemi: pelaku industri pameran harus konsisten saat berhadapan dengan ketidakpastian, harus berani mengambil risiko, serta siap bekerja dengan tenggat waktu singkat.