Profil Nanik S Deyang, Komisaris Independen Pertamina yang Baru

- Nanik S Deyang, jurnalis senior dan pemimpin redaksi di Tabloid Bangkit serta Kelompok Media Peluang.
- Terlibat aktif dalam politik sebagai Wakil Ketua BPN Koalisi Adil Makmur pada Pemilihan Presiden 2019.
- Tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan masyarakat miskin.
Profil Nanik S Deyang menjadi sorotan publik setelah ia resmi ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Pertamina (Persero). Pengangkatan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024 yang dilaksanakan pada Kamis, (12/6).
Nama Nanik tercatat dalam Keputusan Menteri BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna. Melalui Surat Keputusan Nomor SK-150/MBU/06/2025 atau SK.012/DI-DAM/DO/2025 tersebut, ia diangkat sebagai Komisaris Independen Pertamina.
Dalam kapasitasnya, Nanik diharapkan memberikan kontribusi dalam memperkuat sistem pengawasan serta mendorong tata kelola perusahaan yang baik di Pertamina. Lalu, seperti apa perjalanan karier Nanik S Deyang? Simak profilnya berikut ini.
Karier awal sebagai jurnalis
Nanik S. Deyang lahir di Madiun pada 3 Januari 1968. Ia dikenal luas sebagai jurnalis senior di Tabloid Bangkit. Tabloid tersebut merupakan bagian dari Kompas Gramedia Group, salah satu konglomerasi media terbesar di Indonesia.
Selain itu, Nanik juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi di Kelompok Media Peluang (KMP). Ia juga aktif menulis dan meliput berbagai isu, mulai dari politik, sosial, ekonomi, hingga gaya hidup.
Gaya pelaporannya yang lugas dan fokus pada kepentingan publik membuatnya dikenal sebagai sosok yang vokal dan kritis terhadap dinamika sosial-politik di Indonesia. Selama berkarier di media, Nanik kerap mengangkat isu-isu seperti ketimpangan sosial dan pembangunan yang tidak merata.
Keterlibatan dalam politik dan pemerintahan
Ketika membahas profil Nanik S Deyang, tak lengkap tanpa membahas karier politiknya. Setelah berkarier di dunia jurnalistik, Nanik mulai aktif sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Koalisi Adil Makmur pada Pemilihan Presiden 2019. Tim pemenangan tersebut mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Keterlibatan Nanik dalam tim kampanye memperluas perannya di bidang advokasi kebijakan dan komunikasi publik. Hubungan politik dengan Prabowo terus berlanjut setelah pemilihan presiden.
Nanik masuk dalam struktur lembaga pemerintahan Prabowo. Pada 2024, Nanik diangkat sebagai Wakil I Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BPTASKIN) untuk periode 2024–2029.
BPTASKIN bertugas mempercepat penanggulangan kemiskinan nasional melalui program-program strategis. Ia bekerja bersama Budiman Sudjatmiko yang menjabat sebagai Ketua BPTASKIN.
Keterlibatan di bidang sosial
Selain kiprah di media dan pemerintahan, Nanik juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (YGSN) yang didirikan oleh Prabowo Subianto. Yayasan ini fokus pada pemberdayaan perempuan, anak-anak, serta masyarakat miskin dan rentan.
Melalui YGSN, Nanik terlibat dalam berbagai inisiatif sosial dan kemanusiaan, termasuk program pelatihan keterampilan dan bantuan langsung kepada kelompok prasejahtera.
Seiring dengan perannya di ruang publik, Nanik juga sempat menghadapi kontroversi. Namanya pernah dikaitkan dalam kasus penyebaran informasi palsu terkait dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet pada 2018.
Kasus tersebut sempat ditangani oleh Polda Metro Jaya. Meski begitu, tidak ada proses hukum yang berlanjut terhadap Nanik.
Penunjukan sebagai Komisaris Independen Pertamina
Penunjukan Nanik S Deyang sebagai Komisaris Independen Pertamina menjadi babak baru dalam perjalanan profesionalnya. Posisi ini mengemban fungsi pengawasan dan independensi dalam pengambilan keputusan strategis di perusahaan energi terbesar milik negara.
Sebagai bagian dari dewan komisaris, Nanik diharapkan dapat menjaga transparansi, akuntabilitas, serta keberlanjutan bisnis Pertamina.
RUPS Tahunan Pertamina 2025 juga menetapkan perubahan lain dalam struktur komisaris, termasuk pengangkatan Todotua Pasaribu sebagai Wakil Komisaris Utama. Menariknya, Komjen Pol (Purn) Mochammad Iriawan tetap dipertahankan sebagai Komisaris Utama yang merangkap Komisaris Independen.
Demikian informasi mengenai profil Nanik S Deyang. Semoga artikel ini menjawab rasa penasaran Anda.