RI Masuk Tahap Negosiasi Teknis Tarif Resiprokal dengan AS

- Indonesia memasuki tahap negosiasi teknis dengan AS terkait tarif resiprokal setelah menandatangani NDA pada 23 April 2025.
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin delegasi Indonesia dan menyampaikan lima poin utama kepentingan nasional dalam pertemuan dengan USTR di Washington D.C.
- Respons positif dari AS terhadap langkah Indonesia, termasuk pembentukan kelompok kerja teknis di lima sektor strategis untuk mempercepat pembahasan substansi negosiasi.
Jakarta, FORTUNE - Indonesia resmi memasuki tahap negosiasi teknis dengan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif resiprokal, usai menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan United States Trade Representative (USTR) pada 23 April 2025. Kesepakatan ini menandai babak baru dalam upaya Indonesia memperjuangkan keadilan perdagangan dengan negara mitranya tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua Delegasi, mengatakan negosiasi telah berlangsung intensif sejak pertemuan pertama dengan USTR.
“Kami telah berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan di Amerika Serikat, mulai dari pemerintah, asosiasi industri, hingga pelaku usaha seperti Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google,” kata dia dalam Konferensi Pers dari Washington D.C, yang disiarkan secara virtual, Jumat (25/4).
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan tawaran kerja sama perdagangan yang adil, dengan lima poin utama yang menjadi fokus kepentingan nasional.
Pertama, menjaga ketahanan energi nasional. Kedua, memperjuangkan akses pasar ekspor Indonesia ke AS dengan tarif yang lebih kompetitif. Ketiga, menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih mudah dan terbuka. Keempat, membangun kemitraan strategis dalam rantai pasok industri, termasuk sektor critical minerals. Dan kelima, memperluas akses terhadap teknologi dan pengetahuan, khususnya pada bidang kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
“Semua ini dirancang bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, tetapi sebagai bagian dari strategi jangka panjang Indonesia dalam mendorong transformasi ekonomi nasional,” ujar Airlangga.
Respons positif Amerika Serikat
Langkah Indonesia ini mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah AS. Menteri Keuangan Scott Bessent, salah satu pejabat seniorAS yang hadir dalam pertemuan bilateral, mengapresiasi respons cepat dari pemerintah Indonesia pasca-pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025.
“Saya terkesan dengan surat dari Menko Airlangga, itu menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam menjaga hubungan bilateral,” ujarnya dalam kesempatan yang berbeda..
AS dan Indonesia juga telah menyepakati pembentukan kelompok kerja teknis (working group) pada lima sektor strategis, guna mempercepat pembahasan substansi negosiasi. Kedua negara berharap proses ini dapat selesai dalam waktu 60 hari.
Selain urusan tarif, kerja sama bilateral juga diperluas ke forum-forum internasional. AS menyampaikan keinginannya untuk memperkuat kolaborasi dengan Indonesia menjelang Presidensi G20 yang akan dipegang AS pada 2026. Washington juga melihat proses aksesi Indonesia ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) sebagai langkah penting dalam reformasi struktural dan deregulasi di Tanah Air.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah Indonesia akan segera melakukan konsultasi internal dengan para pemangku kepentingan domestik, sekaligus meneruskan komunikasi intensif dengan pihak AS di level teknis.
Turut mendampingi Airlangga dalam lawatan ke AS adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu. Jajaran Kemenko Perekonomian seperti Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Edi Prio Pambudi, serta Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Washington, DC Ida Bagus Bimantara juga hadir dalam pertemuan strategis ini.