Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rugi Bersih Blibli (BELI) Menyusut 30,5% di 2024, Ini Katalisnya

ilustrasi logo terbaru Blibli (dok. Blibli)
ilustrasi logo terbaru Blibli (dok. Blibli)
Intinya sih...
  • Pendapatan bersih Blibli naik 13,6% YoY menjadi Rp16,7 triliun pada 2024.
  • Rugi bersih BELI menyusut 30,5% YoY menjadi Rp2,53 triliun pada 2024.
  • Take rate Blibli naik menjadi 6,9% dan laba bruto sebelum diskon tumbuh 45% pada 2024.

Jakarta, FORTUNE - Emiten pemilik Blibli, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), membukukan pendapatan bersih senilai Rp16,7 triliun, melonjak 13,6 persen (YoY) dari Rp14,71 triliun.

Segmen ritel daring mencetak pendapatan sebesar Rp5,65 triliun; terbagi menjadi pihak pertama (Rp4,27 triliun) dan pihak ketiga (Rp1,38 triliun). Segmen institusi menjadi kontributor terbesar, dengan pendapatan senilai Rp5,67 triliun. Adapun, segmen toko fisik, dengan pendapatan Rp5,39 triliun.

Meski pendapatan naik, bottom-line BELI masih melaporkan kerugain sebesar Rp2,53 triliun(YoY). Namun, rugi bersih tersebut menyusut 30,50 persen dari yang sebelumnya Rp3,64 triliun.

CEO dan Co-Founder BELI, Kusumo Martanto mengatakan, salah satu inisiatif penting perseroan pada 2024 adalah investasi strategis di kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Strategi tersebut telah meningkatkan kinerja produk dan operasional secara signifikan dengan meningkatkan interaksi pembeli-penjual, menyempurnakan target pelanggan, mencapai efisiensi biaya, dan menyederhanakan penemuan produk.

"Inisiatif strategis lainnya adalah integrasi Dekoruma ke dalam ekosistem kami, yang memposisikan kami secara menguntungkan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar home and living di Indonesia, khususnya di segmen berpenghasilan menengah," ujar Kusumo dalam keterangannya, dikutip Kamis (27/3).

Lebiih lanjut, take rate Blibli naik menjadi 6,9 persen pada 2024, dari 5,1 persen pada 2023, berkat pertumbuhan laba bruto sebelum diskon (GPBD) sebesar 45 persen. Khususnya di segmen institusi yang melesat 173 persen (YoY), sedangkan GPBD segmen Ritel 1P tumbuh 66 persen (YoY).

Perbaikan struktur biaya perseroan tercermin dari turunnya beban operasional konsolidasi terhadap TPV dari 8,3 persen pada 2023, menjadi 7,4 persen pada 2024. Hasilnya, EBITDA konsolidasi terhadap TPV naik sebesar 190 basis poin (YoY), dari -4,6 persen pada 2023, menjadi -2,7 persen pada 2024.

Dari segi neraca, aset BELI berjumlah Rp16,16 triliun pada akhir 2024, tumbuh dari Rp12,84 triliun. Demikian pula dengan liabilitas yang naik dari Rp4,99 triliun menjadi Rp6,35 triliun; serta ekutias yang mencapai Rp9,81 triliun, meningkat dari Rp7,84 triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us