Jakarta, FORTUNE - Kala pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, seolah semua sektor bisnis terdampak dan merasakan pukulan keras di berbagai indikator. Namun, tidak demikian dengan bisnis penyewaan pesawat jet pribadi. Lebih dari sekedar bertahan di masa pandemi, bisnis segmented ini nyatanya mampu membuahkan hasil signifikan dibanding sebelum pandemi.
Direktur PT Indojet Sarana Aviasi, Stefanus Gandi, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini dimulai sejak awal pandemi pada 2020. Seiring waktu berjalan, grafis pertumbuhan pengguna jet pribadi pun semakin melonjak. “Pasarnya terus berkembang hingga saat ini dengan rasio pertumbuhan dua kali lipat dari sebelum pandemi,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (6/9).
Menurut Stefanus, sekitar 70 persen penerbangan dari Jakarta. Lalu, 50 persen penyewa pesawat pribadi berasal dari kalangan pebisnis. Sisanya adalah mereka yang menggunakan pesawat pribadi untuk keperluan pribadi, seperti berlibur atau perjalanan keluarga. “Untuk perjalanan liburan pribadi, sebelum PSBB Ketat dan PPKM, destinasi yang jadi favorit adalah Bali, Labuan Bajo, serta Sumba,” kata Stefanus.
Menurut Stefanus, peningkatan bisnis penyewaan jet pribadi ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaannya saja, tapi juga oleh perusahaan lain di berbagai negara. Salah satu alasan utama terjadinya kenaikan angka pengguna pengguna pesawat jenis ini adalah situasi pandemi Covid-19 yang membuat orang memikirkan berkali lipat tentang keamanan saat terbang.