55% Warga RI Anggap Asuransi & Dana Darurat Jadi Kebutuhan Prioritas

- 55% warga RI menganggap asuransi, dana medis, dan dana darurat sebagai kebutuhan prioritas.
- 93% responden memilih keamanan dan stabilitas keuangan sebagai prioritas hidup.
- Indeks literasi asuransi tahun 2025 tercatat sebesar 45,45%, meningkat 8,55% dari tahun sebelumnya.
Jakarta, FORTUNE – Sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia menganggap asuransi, dana medis, hingga dana darurat sebagai kebutuhan prioritas. Hal ini terungkap dalam studi Customer Program Research yang dilakukan PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) dengan PT Kadence International (Kadence International).
Selain itu, produk asuransi juga menempati posisi lima teratas sebagai produk keuangan yang wajib dimiliki warga selain tabungan, dompet digital dan BPJS. Dari hasil studi itu juga terungkap bahwa 93 persen responden memilih keamanan dan stabilitas keuangan sebagai prioritas hidup.
Safiudin Alwi, Head of Business Acceleration Kadence International menyatakan, temuan dalam studi ini diharapkan dapat menjadi insight yang berharga untuk meningkatkan inklusi keuangan di industri asuransi jiwa.
“Aspirasi nasabah menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan untuk menjalankan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Safiudin di Jakarta, Selasa (12/8).
Tak hanya itu, terdapat perbedaan preferensi dari sisi usia, di mana pada usia 25-35 tahun berfokus pada menabung untuk menyiapkan kebutuhan masa depan, sedangkan 45-50 tahun lebih serius dalam menyiapkan dana medis dan memiliki asuransi, sekaligus mengelola tabungan untuk modal usaha.
Indeks literasi asuransi baru 45,45% di 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan indeks literasi sektor perasuransian tahun 2025 tercatat sebesar 45,45 persen, meningkat 8,55 persen dari tahun lalu. Namun demikian, seiring dengan banyaknya produk asuransi, masyarakat memiliki ekspektasi bagaimana layanan asuransi dihadirkan, termasuk dalam hal customer loyalty program.
Untuk itulah, riset ini juga menjabarkan tentang harapan nasabah terkait program-program dari asuransi, serta apa saja yang memengaruhi dalam menjaga loyalitas nasabah.
“Ini untuk memahami program seperti apa yang diinginkan yang dapat mempertahankan loyalitas dan keterlibatan nasabah, sekaligus meningkatkan daya tarik kepada nasabah yang relevan dengan kebutuhannya,” kata Chief Human Resources & Marketing Officer FWD Insurance, Rudy F. Manik.
Tercatat, 93 persen responden yang memiliki asuransi menyatakan kepuasannya pada program loyalitas nasabah. Hal senada juga ditemukan pada responden yang belum memiliki asuransi di mana program loyalitas nasabah memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan dalam membeli asuransi.
“Hasil studi ini menjadi daya dorong kami untuk senantiasa berfokus pada nasabah dengan dukungan teknologi. Hal ini merupakan upaya kami dalam mewujudkan visi mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi.” kata Rudy.