Jakarta, FORTUNE - Perlindungan data pribadi saat ini masih menjadi isu menarik untuk terus diperhatikan oleh masyarakat. Apalagi, sejumlah kasus peretasan data atau cyber crime masih banyak terjadi, dan menimpa sejumlah lembaga besar di Indonesia, termasuk salah satunya lembaga perbankan.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai, literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah sebagai salah satu faktor utama penyebab masih tingginya kebocoran data nasabah. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus bagi regulator.
"Kalau dilihat lebih jauh memang disebabkan oleh ketidakpahaman, literasi keuangan yang rendah, serta kurang sadar risiko bahwa mereka bisa kehilangan dana mereka kalau tidak hati-hati menjaga data mereka sendiri. Untuk mengatasi hal ini memang yang harus terus ditingkatkan adalah edukasi untuk meningkatkan literasi dan sadar risiko," ujar Piter dalam pernyataannya dikutip di Jakarta, Senin (20/3).
Di sisi lain, dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat agar lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial untuk tidak menyebarkan data pribadi.