Asuransi Jiwa Catat Penurunan Alokasi Investasi di Saham Sebesar 14%

- Alokasi investasi di saham asuransi jiwa turun 14% menjadi Rp124,57 triliun per September 2025.
- Perusahaan juga mengalokasikan investasi ke SBN senilai Rp236,88 triliun dan reksadana senilai Rp70,60 triliun.
- Hasil investasi industri asuransi jiwa naik 25,5% menjadi Rp33,81 triliun, mendorong aset asuransi jiwa mencapai Rp648,58 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia melaporkan penurunan alokasi investasi di instrumen saham pada industri asuransi jiwa. Per September 2025, portfolio investasi di saham hanya sebesar Rp124,57 triliun atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp144,91 triliun.
Ketua Bidang Operational of Excellence AAJI, Yurivanno Gani, menyampaikan sejak awal tahun dinamika industri pasar saham tengah bergejolak. Meskipun IHSG saat ini sudah mulai menguat, yang mana per hari ini mencapai Rp8.710, serta optimisme yang dibangun pemerintah menuju Rp9.000 di akhir tahun, namun hal itu baru terjadi di kuartal ketiga.
"Sebetulnya IHSG kenaikannya baru di kuartal ketiga. Sementara untuk asuransi mungkin udah ada pendapatan di deposito yang ada time depositnya sehingga tidak bisa langsung di-break," ujar Yurivanno dalam konfrensi pers, Senin (8/12).
Kendati demikian apabila pasar saham terus menguat, Yurivanno menilai ada potensi perusahaan asuransi kembali meningkatkan portofolionya di saham.
"Kembali lagi kepada masing-masing asuransi, karena masing-masing asuransi itu mempunyai risikonya sendiri, dan mempunyai investment guideline sendiri-sendiri," tambah dia.
Selain saham, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa juga mendiversifikasi investasinya ke berbagai instrumen seperti Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp236,88 triliun, naik 15,2 persen secara tahunan. Angka itu berkontribusi 41,5 persen terhadap total portfolio investasi industri asuransi.
Kemudian alokasi untuk reksadana senilai Rp70,60 triliun, turun 2,4 persen secara tahunan. Nambun masih berkontribusi 12,4 persen ke total investasi. Di sisi lain, sukuk jorporasi mengalami pertumbuhan sebesar 16 persen dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 9,4 persen atau setara dengan Rp53,92 triliun.
Sementara deposito mengalami penurunan sebesar 4,1 persen dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 5,8 persen atau setara dengan Rp33,17 triliun.
"Dominasi produk tradisional mendorong industri untuk memilih instrumen investasi yang aman dan berjangka panjang, sehingga pembayaran manfaat kepada para pemegang polis dapat terjamin meski ekonomi bergerak dinamis," ujar Yurivanno.
Secara keseluruhan, hasil investasi industri asuransi jiwa naik 25,5 persen menjadi Rp33,81 triliun. Hal itu mendorong aset asuransi jiwa mencapai Rp648,58 triliun, tumbuh 3,2 persen.
"Sebanyak 88,1 persen dari total aset merupakan aset investasi senilai Rp571,40 triliun. Stabilitas investasi menjadi penopang utama perlindungan jangka panjang bagi masyarakat," ujar Yurivanno.

















